Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

7 Kelemahan Teori Tes Klasik

24 Juni 2023   17:00 Diperbarui: 24 Juni 2023   17:04 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by macrovector on Freepik

Teori tes secara umum terbagi menjadi dua, yaitu teori tes klasik dan teori tes modern. Perbedaan mendasarnya adalah teori tes klasik berfokus pada paket tes dan teori tes modern berfokus pada item-item penyusun paket tes. Tes merupakan instrumen pengukuran atau alat ukur untuk mengetahui posisi seseorang dalam rentang kontinum kemampuan yang diujikan. Instrumen pengukuran yang baik adalah yang objektif, valid, dan reliabel.

Di banyak lingkungan pendidikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, teori tes klasik secara tradisional digunakan sebagai kerangka kerja untuk pengembangan tes, analisis tes, dan evaluasi. Teori tes klasik memberikan pendekatan langsung dan mudah diakses bagi guru untuk menganalisis sifat psikometrik tes mereka, seperti memperkirakan reliabilitas, mengevaluasi kualitas item, dan membuat kesimpulan tentang kinerja siswa.

Fokus teori tes klasik pada kualitas tes secara keseluruhan, tingkat kesulitan item, dan kemampuan diskriminasi item telah membuatnya menjadi kerangka kerja yang diadopsi secara luas untuk konstruksi dan analisis tes. 

Dalam psikologi, hal ini merupakan patokan kualitas tes psikologi sebelum teori tes modern berkembang.

Dalam dunia pendidikan, hal ini memungkinkan guru untuk menginterpretasikan nilai ujian dan memberikan umpan balik yang bermakna kepada siswa berdasarkan kinerja relatif mereka.

Di sisi lain, teori tes modern secara umum terdiri atas Item Response Theory (IRT) dan Model Rasch. Kedua model ini merupakan kerangka kerja psikometri yang lebih maju dan semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. IRT dan Rasch berfokus pada sifat-sifat item tes individu dan karakteristik peserta tes. Keduanya memperhitungkan kemungkinan respons yang benar terhadap item berdasarkan parameter item (misalnya, kesulitan item dan diskriminasi) dan tingkat kemampuan peserta tes. Keduanya memberikan pengukuran yang lebih tepat dengan mempertimbangkan karakteristik item dan individu yang diuji.

Teori yang lebih modern memiliki keunggulan dibandingkan teori tes klasik , terutama dalam hal analisis dan kalibrasi penilaian skala besar, pengujian adaptif terkomputerisasi, dan penyetaraan bentuk pengujian yang berbeda. Ini memungkinkan estimasi kemampuan individu yang lebih tepat dan kalibrasi item yang lebih baik. Namun, teori yang lebih modern ini membutuhkan teknik dan perangkat lunak statistik yang lebih canggih untuk implementasi dibandingkan dengan teori tes klasik .

Penggunaan IRT dan Rasch di bidang psikologi dan pendidikan, termasuk Indonesia, bergantung pada berbagai faktor seperti sumber daya yang tersedia, tingkat keahlian di antara para cendikiawan, psikolog, dn guru, serta konteks penilaian dan pengukuran yang spesifik.

IRT dan Rasch sudah banyak digunakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan penelitian serta biro psikologi di Indonesia untuk analisis psikometri tingkat lanjut. Meskipun demikian, teori tes klasik masih umum digunakan dan berfungsi sebagai kerangka kerja yang praktis dan dapat diakses oleh banyak guru dalam pengembangan dan analisis tes.

Pada teori tes klasik, terdapat beberapa permasalahan. Berikut adalah berbagai permasalahan tersebut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun