Mohon tunggu...
Qaidul Muttaqin
Qaidul Muttaqin Mohon Tunggu... Pengen jadi horang kaya

Calon Profesor

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Perang Rokok Kretek: Strategi Bertahan Ditengah Anjloknya Laba Gudang Garam

3 Mei 2025   11:12 Diperbarui: 3 Mei 2025   09:17 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rokok/Sumber:https://www.pexels.com/id-id/pencarian/rokok%20kretek/

Akhir-akhir ini, nasib pabrikan rokok besar di Indonesia sepertinya semakin berat. Nggak cuma karena makin banyak orang yang mulai sadar kesehatan, tapi juga karena regulasi yang makin nggak ramah. Kali ini korbannya adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Di tahun 2024, laba bersih Gudang Garam jeblok parah. Turunyya bukan hanya satu atau dua persen, tapi langsung anjlok 81,58 persen. Dari yang awalnya bisa nyetok Rp5,3 triliun di 2023, tiba-tiba tinggal Rp980,8 miliar aja di 2024.

Pendapatannya juga ikut terseret ke bawah. Dari Rp118 triliun di 2023 jadi Rp98 triliun di 2024. Salah satu biang keroknya? Cukai rokok yang naik signifikan. Kenaikan ini membuat harga rokok semakin mahal, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan konsumsi masyarakat. Belum lagi maraknya rokok illegal yang berkeliaran di Masyarakat.

Cukai Naik, Konsumen Panik

Kenaikan cukai bikin harga rokok makin sadis. Sekarang beli rokok 12 batang rasanya udah berat banget. Bukan cuma merogoh kantong, tapi juga bikin mikir dua kali sebelum nyulut sebatang. Naiknya juga cepet, kaya contoh Surya 12, yang awalnya stay di harga 25 ribu, tau tau sudah naik aja jadi 26 ribu.

Nggak heran kalau akhirnya penjualan rokok kelas premium jadi agak seret. Apalagi rokok filter yang dari dulu memang lebih mahal dan terkesan elit. Sementara rokok kretek, dengan harga yang lebih bersahabat, mulai naik daun lagi. Jadilah sekarang industri rokok banyak yang Kembali ke SKT alias rokok kretek tangan.

Perusahaan besar mulai banting setir ke kretek

Peralihan arah ini nggak tanggung-tanggung. Semua pabrik rokok raksasa mulai menaruh perhatian lebih ke segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT). Apalagi kalau liat kompetitor macam PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), mereka justru malah cuan di tengah situasi begini.

Dilansir dari IDX Channel, dalam laporan keuangan auditan per Maret 2025, Sampoerna mencatatkan penjualan bersih Rp118 triliun, naik tipis 1,6 persen dari tahun sebelumnya. Nah, yang bikin makin menarik, penopang kenaikan itu datang dari segmen rokok SKT alias rokok kretek tangan, yang naik 11,7 persen jadi Rp40 triliun. Artinya apa? Rokok kretek mulai bangkit Kembali.

Gendang Perang Rokok Kretek Segera Berbunyi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun