Mohon tunggu...
Nur QadriFebrianti
Nur QadriFebrianti Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa farmasi unhas 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Berlembaga

25 Maret 2021   08:31 Diperbarui: 25 Maret 2021   09:06 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa bukan lagi seorang pelajar yang menuntut ilmu dilembaga Pendidikan, namun dengan identitas ‘maha’ dan ‘siswa’ memberikan arti bahwa pelajar yang telah berada pada posisi yang tertinggi. Mahasiswa memiliki potensi sebagai pemikir, tenaga ahli, sekaligus sebagai tumpuan pembangunan bangsa. Mahasiswa sebagai harapan masyarakat, bangsa, dan Negara, bahkan harapan dunia tertumpu pada pundak mahasiswa. Mahasiswa seringkali dianggap sebagai jembatan nurani masyarakat dimana mampu mewakili aspirasi dari masyarakat. Oleh karena itu, identitas yang melekat pada diri mahasiswa, maka mahasiswa dituntut untuk melakukan yang seharusnya dikerjakan,demi semua harapan yang tertumpu padanya.

Hal terpenting dari segala tuntutan mahasiswa ialah belajar. Namun tidak semua hal bisa dipejari di dalam bangku perkuliahan. Ada begitu banyak hal yang mesti kita pelajari diluar sana. Salah satu yang akan mewadahinya yaitu Lembaga organisasi. Dalam berorganisasi dapat mengembangkan diri dalam berbagai aspek, yaitu aspek kepemimpinan, team building, manajemen organisasi, networking dan human relation.

Dalam berlembaga tidak semua yang kita ekspektasikan itu nyata. Eksistensi, kata yang cocok untuk menggambarkan mahasiswa dalam berlembaga. Tidak bisa dipungkiri jika seseorang berlembaga untuk mencari eksistensi. Dalam hal ini, mahasiswa akan sering berinteraksi dengan banyak orang. Sehingga akan dikenal oleh banyak orang. 

Saat ini dalam perekrutan anggota baru, banyak dari mahasiswa yang mendaftarkan diri dalam berlembaga. Banyak nama yang tertera dalam list peserta perekrutan. Namun, saat setelah melalui tahapan pengkaderan mahasiswa yang mengambil peran dalam lembaga tersebut bisa terhitung jari. Sekarang pertanyaannya, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Bukannya mahasiswa ingin berlembaga karena ingin belajar hal baru diluar jam perkuliahan? Faktanya, hanya beberapa dari mereka yang aktif dalam lembaga tersebut. Dalam hal ini, berkaitan dengan mecari eksistensi.

Ego, sifat alamiah dari manusia. Dalam hal ini menyangkut kepentingan individu maupun kelompok. Saat ini, banyak lembaga kemahasiswaan yang mengatas namakan lembaga independen. Dalam artian lembaga kemahasiswaan berdiri sendiri tanpa di bawahi dekan kemahasiswaan. Namun, jika melihat kebelakang saat pengangkatan ketua lembaga kemahasiswaan yang meresmikan adalah dekan kemahasiswaan sendiri. 

Lalu mengapa lembaga kemahasiswaan tidak menganggap bahwa dekan kemahasiswaan berada diatasnya? Tentu dalam hal ini menyangkut egoisme. Diantara lembaga kemahasiswaan dengan dekan kemahasiswaan tedapat tembok pemisah yang cukup kuat. Hal ini terjadi karena diantaranya sama sama mempertahankan ego. Hal inilah yang biasa menjadi penyebab mahasiswa berdemo menuntun keadilan. Saat melakukan perundingan, dekan mempertahankan egonya begitupun mahasiswa.

Mahasiswa dituntut untuk peduli, merasakan dan sadar kondisi nyata masyarakat, serta mengekspresikan rasa empatinya dalam suatu aksi. Ketika meyakini kebenaran, analisis yang kuat serta didukung spesialisasi keilmuan menjadikan kekritisan mahasiswa berbasis intelektual. Kampus merupakan miniature kehidupan, oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk membiasakan diri sebelum betu betul terjun pada rana kehidupan bermasyarakat yang sesungguhnya. Belum pantas seseorang disebut mahasiswa jika belum memenuhi konsekuensi dari identitas yang melekat pada diri seorang mahasiswa. 

Dari identitas tersebut menjadikan mahasiswa memiliki makna sebagai mahasiswa, mahasiswa sebenarnya, mahasiswa seutuhnya, bukan hanya sekedar embel embel mahasiswa.

GB 7_Nur Qadri Febrianti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun