-Australia: Upah minimum A$4.108 per bulan, gaji parlemen A$19.939. Rasio: 4,9 kali lipat.
-Indonesia: UMP rata-rata Rp3,32 juta. Gaji pokok DPR Rp4,2 juta (1,27 kali lipat). Namun jika dihitung total take-home pay, angkanya melonjak ke 35--69 kali lipat UMP.
Jika Dikalkulasi Kasar, Rata-rata Dunia: 6 Kali Lipat
Kalau dirata-ratakan dari contoh negara maju di atas, gaji anggota parlemen umumnya sekitar 6 kali upah minimum. Artinya, wajar bila seorang anggota dewan memang mendapat penghasilan lebih tinggi, tapi tetap ada batas proporsional.
Bagaimana dengan Indonesia?
Kalau mengikuti pola global, gaji DPR RI yang ideal mestinya ada di kisaran Rp20 juta per bulan (6 Rp3,32 juta). Bahkan kalau mau longgar seperti Amerika Serikat, maksimalnya sekitar Rp38 juta per bulan. Angka ini masih sangat jauh dari kenyataan take-home pay saat ini yang bisa menembus Rp230 juta per bulan.
Perbandingan ini menunjukkan satu hal jelas: jurang antara gaji DPR dan UMR di Indonesia terlalu lebar. Ketimpangan semacam ini bukan hanya soal angka, tapi juga soal legitimasi dan kepercayaan publik. Wajar jika masyarakat bertanya: di tengah kondisi ekonomi yang sulit, apakah pantas wakil rakyat menikmati fasilitas puluhan bahkan ratusan juta setiap bulan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI