Mohon tunggu...
Ekayanti
Ekayanti Mohon Tunggu... Guru

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Sekedar Fakta: Mengapa Guru Wajib Melek Filsafat

17 September 2025   22:40 Diperbarui: 17 September 2025   21:41 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mendengar kata “IPA”, kebanyakan dari kita langsung membayangkan tabel periodik, rumus-rumus fisika, atau anatomi tubuh manusia. Ilmu Pengetahuan Alam sering kali diasosiasikan dengan fakta-fakta objektif dan metode ilmiah yang ketat. Tapi di balik fakta-fakta tersebut, ada pertanyaan-pertanyaan mendasar yang jauh lebih dalam: Apa sebenarnya realitas itu? Bagaimana kita tahu sesuatu itu benar? Dan apa nilai dari pengetahuan itu bagi manusia?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan milik sains, tapi milik filsafat. Dan di sinilah letak pentingnya: guru IPA perlu memahami filsafat pendidikan, terutama dari sisi ontologi, epistemologi, dan aksiologi, agar dapat mengajar tidak hanya sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk cara berpikir ilmiah dan kritis pada peserta didik.

1. Ontologi: Apa yang Diajarkan dalam IPA?

Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat realitas atau “apa yang ada”. Dalam konteks pendidikan IPA, pertanyaan ontologis adalah: Apa hakikat objek-objek yang dipelajari dalam IPA? Misalnya, apakah atom benar-benar ada sebagaimana digambarkan dalam model Bohr? Apakah gaya gravitasi itu entitas nyata atau hanya konsep yang membantu kita memahami gerakan?

Seorang guru IPA yang memahami ontologi akan menyadari bahwa pengetahuan ilmiah bersifat sementara dan terus berkembang. Ia tidak akan sekadar mengajarkan sains sebagai kebenaran mutlak, tetapi sebagai pemahaman manusia yang terus diperbarui. Hal ini membantu siswa melihat sains secara lebih dinamis, bukan sebagai kumpulan fakta kaku.

2. Epistemologi: Bagaimana Kita Tahu?

Epistemologi membahas bagaimana pengetahuan diperoleh dan divalidasi. Dalam IPA, ini berarti memahami metode ilmiah, observasi, eksperimen, dan teori.

Namun, lebih dari itu, guru IPA perlu menanamkan bahwa setiap teori ilmiah punya batas dan asumsi. Sebagai contoh, teori Newton dulu dianggap mutlak, sampai Einstein datang dengan relativitas. Pemahaman epistemologis membantu guru dan siswa bersikap kritis terhadap sumber pengetahuan, mempertanyakan data, dan menghindari dogmatisme dalam sains.

Seorang guru IPA yang memahami epistemologi akan lebih bijak dalam membimbing siswanya: bukan hanya memberi “jawaban benar”, tetapi mendorong mereka untuk bertanya, menguji, dan mengevaluasi.

3. Aksiologi: Untuk Apa Kita Belajar IPA?

Aksiologi adalah kajian tentang nilai dan tujuan. Dalam konteks pendidikan IPA, ini menjawab pertanyaan: Mengapa belajar IPA penting bagi kehidupan manusia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun