Aku pernah dengar satu kalimat yang terus nempel di kepala: luka akibat kekerasan seksual bukan cuma yang terlihat, tapi yang dirasakan---dan itu yang paling susah disembuhkan.
Masalahnya, korban bukan hanya harus menghadapi trauma, tapi juga sikap orang-orang di sekitarnya yang, entah kenapa, malah lebih sibuk jaga nama baik pelaku daripada peduli dengan luka korban.
Kalimat klise kayak "nanti bikin malu keluarga," atau "itu kan orang terhormat, masa iya?" udah terlalu sering dijadikan alasan buat bungkam korban. Padahal, yang seharusnya disorot adalah pelaku, bukan korban.
Kekerasan Seksual Bisa Terjadi Di Tempat yang Paling Tak Terduga
Kasus kekerasan seksual yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan atau keagamaan makin banyak terungkap. Dan yang bikin geram? Banyak pelaku punya kedudukan sosial tinggi. Karena itu, gak sedikit korban yang merasa takut atau gak akan dipercaya saat mau buka suara.
Tapi status sosial gak boleh jadi alasan buat lolos dari hukuman. Siapa pun yang melakukan kekerasan seksual---entah dia guru, ustadz, pemimpin, atau tokoh publik---tetap harus bertanggung jawab. Hukum gak boleh pilih-pilih.
Suara Korban Itu Penting
Kalau semua korban memilih diam, pelaku bakal merasa bebas dan aman untuk mengulang perbuatannya. Diam bukan solusi. Bersikap tegas, bahkan kalau itu berat, bisa jadi titik balik untuk menghentikan rantai kekerasan ini.
Berani bicara memang gak mudah. Tapi kamu harus tahu: kamu gak salah. Kamu gak sendiri. Dan kamu berhak dilindungi.
Setiap suara yang muncul bisa jadi penyelamat buat banyak orang lain yang mungkin ada di situasi serupa. Jangan pernah anggap kecil kekuatan bersuara.
Untuk Keluarga: Dukung, Jangan Bungkam
Sayangnya, banyak korban justru dipaksa diam oleh keluarganya sendiri. Alasannya? Supaya gak mempermalukan keluarga. Tapi mari jujur, apa yang sebenarnya memalukan? Keberanian korban mencari keadilan, atau kejahatan pelaku yang ditutup-tutupi?
Kalau ada anggota keluargamu yang datang dan cerita soal kekerasan yang dialaminya, peluk dia, percaya, dan bantu cari jalan hukum. Jangan malah nyalahin pakaian, sikap, atau bilang "sudahlah, lupakan." Luka batin gak bisa dihapus semudah itu.
Pendidikan Seksual Itu Wajib Dimulai dari Rumah
Banyak orang tua merasa urusan seksualitas adalah tanggung jawab sekolah. Padahal, anak-anak butuh diajarin dari rumah---tentang batasan, tentang hak atas tubuh sendiri, tentang bagaimana menyikapi sentuhan yang bikin gak nyaman.