Mohon tunggu...
putri taqwiyyah
putri taqwiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa PGSD UNISNU Jepara

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran guru SD dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa di era digital

7 Oktober 2025   19:43 Diperbarui: 7 Oktober 2025   19:43 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital saat ini, anak-anak sekolah dasar (SD) tidak hanya dituntut untuk cerdas secara akademik, tetapi juga harus mampu mengelola emosi dan membangun hubungan sosial yang sehat. Kecerdasan emosional (emotional intelligence/ EQ) menjadi salah satu kompetensi penting yang menentukan keberhasilan mereka di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa Kecerdasan Emosional Penting bagi Siswa Sd?

Kecerdasan emosional mencakup kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi sendiri, serta memahami dan berempati terhadap emosi orang lain. Anak-anak dengan EQ yang baik cenderung:

a. Lebih mudah bekerja sama dalam kelompok,

b. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik,

c. Lebih tangguh menghadapi stres.

Namun, di era digital, anak-anak menghadapi tantangan baru, seperti kecanduan gadget, paparan informasi negatif, dan interaksi sosial yang lebih terbatas secara langsung. Hal ini bisa mempengaruhi perkembangan emosional mereka jika tidak diarahkan dengan tepat.

Peran Guru dalam Mengembangkan EQ Siswa guru SD bukan sekadar pengajar akademik, tetapi juga pembimbing emosional. Beberapa strategi yang dapat diterapkan guru antara lain: 

1. Membangun Hubungan Personal yang Hangat guru yang peduli dan memahami perasaan siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman secara emosional. Siswa yang merasa didengar dan dihargai cenderung lebih terbuka dalam mengekspresikan diri.

2. Mengintegrasikan Pembelajaran Emosional dalam Aktivitas Sehari-hari guru dapat menyisipkan latihan pengelolaan emosi, seperti bermain peran, menulis jurnal perasaan, atau diskusi kelompok tentang pengalaman sehari-hari.

3. Menggunakan Teknologi secara Bijak media digital bisa menjadi alat bantu yang efektif, misalnya aplikasi permainan edukatif yang mengajarkan empati atau platform kolaboratif untuk melatih kerja sama. Namun, guru harus mengawasi agar interaksi digital tidak menggantikan pengalaman sosial nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun