Jangan mudah percaya dan jangan tergesa-gesa menyebar berita yang belum jelas sumber dan kebenarannya. Ingat, satu tombol "share" untuk berita bohong, dosanya akan terus mengalir.
3. Jaga Lisan dan Tulisan dari Perkataan Buruk
Media sosial sering menjadi tempat meluapkan amarah, mencaci maki, dan bergosip (ghibah). Padahal, lisan dan tulisan kita adalah cerminan iman. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari & Muslim)
Hindari komentar negatif, debat kusir yang tak bermanfaat, dan melabeli orang lain dengan sebutan buruk.
4. Hindari Pamer (Riya') dan Mengeluh Berlebihan
Jangan jadikan media sosial sebagai ajang untuk memamerkan ibadah, kekayaan, atau kemewahan secara berlebihan yang dapat menimbulkan iri dan dengki. Begitu pula, jangan mengumbar keluh kesah dan masalah pribadi secara terus-menerus, karena itu menunjukkan seolah kita tidak ridha dengan takdir Allah. Bersyukur itu menenangkan, mengeluh itu melelahkan.
5. Menebar Manfaat dan Kebaikan
Gunakan media sosial kita untuk hal-hal positif. Bagikan ilmu yang bermanfaat, kutipan yang menginspirasi, ajakan untuk berbuat baik, atau sekadar konten yang menghibur dan tidak melanggar syariat. Jadikan akun media sosial kita sebagai sumber *pahala jariyah*, yang pahalanya terus mengalir bahkan setelah kita tiada.
Penutup
Saudaraku, jari kita sangat kecil, namun ia bisa menuliskan sesuatu yang menyebabkan ridha Allah hingga hari kiamat, atau sebaliknya, menuliskan sesuatu yang mendatangkan murka-Nya. Pilihan ada di tangan kita.
Mari kita jadikan setiap  "scroll", "like", dan "share" kita bernilai ibadah. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita dalam menggunakan teknologi untuk kebaikan.
Selamat berakhir pekan, semoga selalu dalam lindungan-Nya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.