Mohon tunggu...
Putri Sei
Putri Sei Mohon Tunggu... -

Sertakan Allah SWT dalam setiap langkahmu... Maka kau akan mendapatkan segalanya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terselip Impian Membangun Cita

24 Februari 2018   05:27 Diperbarui: 25 Februari 2018   06:22 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup membutuhkan arah. Arah yang jelas tentunya. Mengantarkan insan menggapai suatu cita. Cita yang mulia membanggakan bangsa.

Setiap insan pastinya mempunyai sebuah keinginan, impian, cita-cita dan juga harapan yang tentunya akan mengantarkannya pada kehidupan yang bahagia. Melalui harapan dan impian inilah yang akan membangun tujuan hidup mereka. Bermula dari kerja keras, pantang menyerah dan mengenyam pendidikan yang tinggi untuk menjembatani impian mereka.

Sering kali guru atau orang tua mengajukan pertanyaan yang familiar ditelinga kita. Pertanyaan yang tak asing lagi bagi kita. Ingat tidak saat kita masih kecil mereka sering bertanya:

"Cita-citamu apa nak?"

"Kelak kau ingin menjadi apa?"

"Kau harus mempunyai cita-cita nak!"

Rentetan pertanyaan yang tak asing lagi ditelinga kita tentunya. Memaksa diri kita untuk berpikir dan memikirkan "kelak kita ingin menjadi apa?". Mungkin kita merasa bosan dengan terus dijelajahi pertanyaan yang tak kunjung habisnya. Pertanyaan yang membuat seseorang harus berjuang keras demi meraihnya.

Tapi ada makna yang terselip dibalik pertanyan tersebut, mungkin hanya sebagian orang yang tahu. Pertanyaan yang membawa kita untuk berpikir bahwa manusia tidak hanya sekedar dilahirkan saja, namun ia memiliki tujuan penting yang dibawanya. Sehingga menjadikan hidupnya penuh makna dan terarah dalam menggapai tujuan.

Tak jarang memang sebagian orang memiliki cita-cita yang jauh berbeda antara waktu sekarang dengan waktu mereka masih kecil. Hal tersebut bukanlah problem yang besar, karena dengan berjalannya waktu impian tersebut dapat tergeser dengan tingkat kedewasaan seseorang. Yang terpenting adalah selama cita-cita itu masih positif untuk dilakukan, maka lakukanlah.

Yang menjadi masalah adalah adanya hambatan yang menyebabkan seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai cita-citanya. Hal tersebut membuat seseorang takut melangkah dalam mewujudkan impiannya.

Dalam bercita-cita, seorang anak membutuhkan motivasi dalam mengarungi dunianya. Disinilah peran orangtua dan guru, terutama guru BK yang harus memberi stimuno pada anak agar mereka memiliki keyakinan dapat meraih cita-citanya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun