Di sebuah SMA negeri di kota kecil, ada dua sahabat bernama Rani dan Dewi. Sejak awal masuk sekolah, mereka selalu terlihat akrab. Orang-orang mengira persahabatan mereka tulus, padahal sebenarnya, Rani menyimpan sesuatu di balik sikap manisnya.
Rani selalu tampil ramah di depan Dewi. Ia memuji penampilan, menanyakan kabar, bahkan pura-pura peduli saat Dewi sedang sakit. Namun, di belakang Dewi, Rani kerap membicarakan keburukan sahabatnya itu kepada teman lain.
Suatu hari, di kantin sekolah, percakapan sederhana membuka tabir kemunafikan itu.
---
“Dewi, kamu cantik sekali hari ini. Rambutmu dikepang ya? Cocok banget,” ujar Rani sambil tersenyum manis.
Dewi tersipu, “Ah masa sih? Biasa aja kok. Kamu juga cantik, Ran.”
Tak lama setelah itu, Rani duduk bersama beberapa teman lain di meja belakang. Dewi pergi ke perpustakaan. Saat itulah topeng Rani mulai runtuh.
“Serius deh, kalian lihat gaya Dewi tadi? Norak banget, sok pede. Rambut dikepang kayak anak SD. Hahaha…” kata Rani sambil menertawakan sahabatnya sendiri.
Beberapa teman ikut tergelak. “Padahal tadi kamu muji dia, Ran,” kata salah seorang.
Rani tertawa kecil. “Ya biarin aja, kan kalau aku bilang terus terang nanti dia sakit hati. Lagian, siapa sih yang tahan lihat dia sok perfect begitu?”
---