Yogyakarta, 7 Juni 2025 - UKM Interdisciplinary Scientific Research (ISR) UPN “Veteran” Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam bidang pengabdian masyarakat melalui kegiatan PM Goes To Community yang berkolaborasi dengan Komunitas Tuli Bawayang di Jl.Langenarjan Lor no.16A, Panembahan, Kraton, Yogyakarta pada hari Sabtu, 7 Juni 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja Departemen Pengabdian Masyarakat UKM ISR UPN “Veteran” Yogyakarta. PM Goes to Community kali ini mengajak mahasiswa untuk terjun langsung dan menjadi wujud nyata kolaborasi mahasiswa dengan teman-teman tuli untuk menciptakan ruang belajar yang inklusif dan penuh empati sehingga menghasilkan pengalaman yang menyentuh hati.
Dalam satu hari yang penuh keakraban dan hangat, batas-batas komunikasi sudah tidak terlihat lagi. Tak ada suara lantang, namun begitu banyak pesan yang tersampaikan. Tak ada untaian kata yang terucap, tapi ribuan pemahaman yang dirasakan. UKM ISR hadir bukan sebagai pemberi, melainkan sebagai sahabat belajar yang saling berbagi dunia.
Ketua panitia, Clara Anindya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh UKM ISR.
“Pengabdian bukan hanya tentang memberi, tapi tentang proses belajar dan tumbuh bersama. Kegiatan ini mengajarkan bahwa bahasa hati jauh lebih kuat dari sekedar kata. Kegiatan ini bertujuan untuk menghadirkan bentuk pengabdian masyarakat yang mengedepankan pendekatan hati dan kemanusiaan, bukan hanya keilmuan saja” katanya.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan sharing session oleh Bapak Broto selaku koordinator Komunitas Tuli Bawayang. Dalam sesi ini peserta mendapatkan sebuah momen yang menyadarkan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang semangat untuk mengukir kegiatan positif.
Agenda selanjutnya adalah kegiatan melukis bersama teman-teman tuli. Dalam aktivitas ini warna menjadi bahasa, kuat menjadi untaian kalimat, dan kanvas menjadi ruang pertemuan dua dunia. Disanalah komunikasi terjadi, tanpa kata-kata namun maknanya luar biasa.
Yang tak kalah bermakna adalah sesi belajar bahasa isyarat. Kegiatan ini dipandu langsung oleh teman-teman komunitas tuli. Mahasiswa diajarkan untuk menyampaikan pesan sederhana menggunakan bahasa isyarat melalui gerakan tangan. Dari sini muncul kesadaran bahwa inklusif bukan soal rasa kasihan, namun tentang pemahaman dan rasa menghargai.
Salah satu peserta kegiatan ini, Juna, mengatakan kegiatan ini sangat berkesan.
“Seneng banget bisa belajar bahasa isyarat dan berinteraksi bersama teman-teman tuli, harapannya semoga kegiatan ini terus berlangsung dan lebih baik lagi” ucap Juna.