Mohon tunggu...
putri marsela
putri marsela Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa semester akhir yang sedang menyusun penelitian ilmiah, tujuan membuat artikel ini untuk pesyaratan daftar seminar hasil penelitian ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Work-Life Balance Penting untuk Guru?

8 Juli 2025   16:19 Diperbarui: 8 Juli 2025   16:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Tapi di balik semua pengabdian itu, mereka tetap manusia biasa yang punya kehidupan di luar kelas. Sayangnya, sering kali kehidupan pribadi harus mengalah ketika pekerjaan menuntut lebih. Lalu bagaimana sebenarnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi---yang sering kita kenal dengan istilah work-life balance---berperan dalam kesejahteraan para guru?

Apa Itu Work-Life Balance?

Work-life balance adalah kondisi di mana seseorang mampu menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dengan kehidupan pribadinya. Konsep ini bukan sekadar soal jam kerja atau waktu libur, tapi lebih dalam---tentang bagaimana seseorang bisa hadir secara utuh di kedua dunia itu tanpa merasa tertekan atau terabaikan.

Menurut Edralin (2012), kehidupan seorang pekerja dipenuhi tuntutan dari berbagai sisi: pekerjaan, keluarga, sosial, hingga kebutuhan pribadi. Kalau tidak dikelola dengan baik, keseimbangan ini bisa runtuh dan memicu stres berkepanjangan. Guru adalah salah satu profesi yang sangat rentan terhadap hal ini karena mereka tidak hanya mengajar, tapi juga menjalankan banyak peran lain seperti administratif, pembimbing, hingga pengasuh emosional bagi siswanya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Work-Life Balance

Work-life balance tidak terbentuk begitu saja. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri individu, dari organisasi tempat ia bekerja, maupun dari lingkungan sosialnya. Berikut adalah beberapa faktor utama:

1. Faktor Pribadi: Kepribadian, kecerdasan emosional, dan kesejahteraan psikologis sangat menentukan bagaimana seseorang merespons tekanan kerja. Guru dengan tingkat kesejahteraan mental yang baik biasanya lebih mampu mengelola stres dan konflik peran.

2. Faktor Organisasi: Lingkungan kerja dan kebijakan sekolah juga punya andil besar. Misalnya, fleksibilitas waktu kerja, ketersediaan cuti, serta dukungan dari atasan dan rekan kerja sangat mempengaruhi kualitas work-life balance.

3. Faktor Sosial: Dukungan keluarga, jumlah tanggungan, serta kondisi sosial lainnya juga memengaruhi bagaimana guru mengatur waktu dan energinya. Guru perempuan, misalnya, sering kali harus berhadapan dengan peran ganda yang berat---sebagai pengajar dan pengasuh utama di rumah.

Strategi Meningkatkan Work-Life Balance

Beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk membantu para guru mencapai work-life balance antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun