Bayangkan ruang konseling di sekolah dasar yang tidak lagi sunyi dan penuh tekanan, tetapi justru hangat dengan alunan musik dan ketukan ritme sederhana. Anak-anak duduk melingkar, memainkan alat musik sederhana seperti drum kecil, angklung, atau hanya menepuk tangan mengikuti irama. Mereka tidak sedang belajar  musik, tapi sedang mengenal dirinya sendiri.Â
Itulah gambaran konseling berbasis musik  dan irama. Sebuah pendekatan yang belum banyak dijelajahi di layanan bimbingan konseling sekolah dasar. Anak-anak pada usia ini sering kesulitan mengekspresikan emosi secara verbal. Musik hadir sebagai jembatan yang menyentuh hati mereka lebih dulu sebelum kata-kata sempat diucapkan.Â
Dalam pendekatan ini, konselor tidak memulai sesi dengan pertanyaan, tapi dengan nada. Misalnya, ketika anak sedang marah atau sedih, ia diajak memilih alat musik dan mengekspresikan perasaannya lewat bunyi. Bukan untuk dinilai, tapi untuk dimengerti. Musik menjadi media yang aman dan inklusif, karena semua anak bisa ikut terlibat, termasuk yang memiliki hambatan komunikasi atau kebutuhan khusus.Â
Konselor juga bisa menciptakan lagu-lagu pendek bersama anak-anak tentang bagaimana cara menghadapi rasa takut, tentang pentingnya berbagi, atau tentang keberanian mencoba hal baru. Liriknya sederhana, nadanya ringan, tapi mananya kuat. Anak-anak tanpa sadar menyerap nilai-nilai positif melalui pengulangan yang menyenangkan.Â
Salah satu kekuatan dari pendekatan ini adalah sifatnya yang inklusif. Musik bisa menyentuh anak dengan berbagai latar belakang, bahkan yang paling pendiam sekalipun. Dalam irama, semua anak bisa menemukan tempatnya. Mereka merasa dilibatkan, diterima, dan didengarkan, meskipun tidak harus selalu bicara.Â
Tentu, pendekatan ini bukan pengganti metode konseling yang lain, tetapi sebagai pelengkap yang memperkaya suasana. Di tengah dunia anak yang penuh warna dan ritme, menggabungkan musik dalam layanan BK justru membuat proses pembentukan karakter dan pengelolaan emosi terasa lebih alami dan menyenangkan.Â
Dengan sentuhan nada dan irama, konseling di sekolah dasar bisa menjadi ruang yang lebih hangat, inklusif, dan menyembuhkan. Bukan hanya untuk menyelesaikan masalah, tapi juga untuk merayakan proses tumbuh bersama.   Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI