Mohon tunggu...
Putri Anisah Faradila
Putri Anisah Faradila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa biasa.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Genetik atau Sosial, Apakah Penyebab Gangguan Jiwa?

3 Juni 2022   07:16 Diperbarui: 3 Juni 2022   19:15 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: alodokter.com

Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kemudian, pengertian sehat menurut WHO atau World Health Organization adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, serta sosial dan tidak hanya terbebas dari penyakit, kelemahan, atau cacat. Selain itu, ada pula peraturan tentang kesehatan jiwa, yakni Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014. Menurut peraturan tersebut, Kesehatan jiwa adalah kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga dapat menyadari kemampuan individu itu sendiri, mengatasi tekanan, dapat bekerja dengan produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitas atau lingkungannya.

Pikiran, pandangan, dan kepercayaan negatif dari masyarakat tentang isu kejiwaan masih menyelimuti sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena adanya masyarakat masih memikirkan hal tidak irasional, seperti adanya kekuatan supranatural. Hal-hal yang biasanya dianggap masyarakat sebagai penyebab dari gangguan jiwa dan mental adalah sihir, kesurupan setan dan roh jahat, melanggar larangan, dan lain-lain. Adanya pemikiran seperti ini menyebabkan penanganan gangguan jiwa dengan cara non medis atau melalui ahli spiritual. Padahal, ada faktor-faktor tersendiri yang menyebabkan gangguan jiwa dan mental. 

Menurut data dari WHO pada tahun 2017, jumlah penderita gangguan dan mental yang ada di dunia sekitar 450 juta. Selain itu, menurut perhitungan beban penyakit pada tahun 2017, jenis penyakit gangguan jiwa dan mental yang dialami penduduk Indonesia adalah depresi, kecemasan, skizofrenia, bipolar, gangguan perilaku, autis, gangguan perilaku makan, cacat intelektual, dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD. Dalam waktu tiga dekade terakhir, gangguan depresi dan kecemasan tetap berada pada tingkat atas di Indonesia. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa dan mental, diantaranya adalah faktor genetik dan sosial. Sebenarnya, belum ada hal pasti yang membuat penyakit gangguan jiwa dapat berkembang. Akan tetapi, faktor genetik dapat memiliki peranan yang cukup besar dalam penurunan gangguan jiwa dan mental. Orang yang lahir dari keluarga dengan riwayat gangguan jiwa dan mental akan lebih rentan dan berisiko mengalami kondisi yang sama. Namun, tak semua penyakit gangguan jiwa dan mental diturunkan dari faktor genetik saja. Ada pun faktor-faktor eksternal yang memengaruhi adanya gangguan jiwa dan mental ini, yakni faktor sosial.

Di era pandemi COVID-19 seperti ini, masyarakat kehilangan pekerjaannya akibat banyaknya pemutusan hubungan kerja karena dampak dari pandemi. Dampak dari pemutusan hubungan kerja itu, antara lain sulitnya mencari pekerjaan, ketidakmampuan masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari, ketidakstabilan ekonomi dalam keluarga, meningkatnya tingkat perceraian, tuntutan dari keluarga yang membutuhkan fasilitas lebih saat pandemi, terlebih untuk anak sekolah yang melakukan pembelajaran dari rumah secara daring, dan lain-lain. Dampak-dampak tersebut lah yang dapat mengakibatkan timbul bibit gangguan jiwa dan mental pada masyarakat karena terlalu banyak beban yang dipikirkan. Kementerian Kesehatan mencatat terdapat peningkatan kasus kesehatan jiwa pada saat pandemi hingga Juni 2020. Pada tahun 2020, terdapat 277 ribu kasus orang yang kesehatan jiwanya terganggu. Kasus pada tahun 2020 jauh lebih tinggi daripada kasus tahun 2019, yakni sebanyak 197 ribu orang.

Menyikapi kasus gangguan jiwa dan mental yang terus bertambah setiap tahunnya di Indonesia, diharapkan masyarakat untuk segera menyadari bahwa kesehatan jiwa dan mental itu penting. Masyarakat dapat melakukan konsultasi kepada psikolog atau psikiater tanpa harus merasa malu atau pun takut. Selain itu, banyak pula masyarakat yang sudah peduli dengan kesehatan jiwa dan mental, sehingga marak platform konsultasi secara daring di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun