Sistem saraf tepi manusia menjadi salah satu organ penting dalam tubuh. Pasalnya, sistem saraf tepi menghubungkan sistem saraf pusat di otak dan tulang belakang ke seluruh organ tubuh.
Peripheral neuropathy atau kerusakan saraf tepi pun bisa terjadi. Hal ini terjadi saat adanya kerusakan pada sistem saraf yang terletak di luar sistem saraf pusat. Jika sistem saraf rusak, maka pengiriman impuls dari otak ke seluruh bagian tubuh akan terhambat. Mengutip dari CNNIndonesia, berikut beberapa gejala kerusakan saraf tepi:
- Kesemutan yang muncul berulang dan dalam jangka waktu yang lama.
- Rasa sakit dan linu karena kesemutan yang menjalar dari punggung hingga kaki
- Terasa kaku dan sulit bergerak karena aliran darah terhambat
- Respon otak melambat karena kerja saraf sensorik yang normal
- Sakit kepala yang berulang dan dalam waktu yang lama
Banyak hal yang bisa menyebabkan kerusakan saraf tepi. Aktifitas sehari-hari yang berat menjadi salah satu penyebabnya. Kerja otot, tendon, atau ligamen yang terus-menerus mengalami penekanan akan merusak saraf tepi.
Selain itu, cedera juga menjadi penyebab kerusakan saraf tepi. Bagi orang yang sering terkena paparan bahan kima akan meningkatkan risiko kerusakan saraf tepi.
Pasien kanker yang menjalani kemoterapi memiliki efek samping yang juga mengakibatkan kerusakan saraf tepi. Sedangkan untuk penderita diabetes, tingginya kadar gula darah menyebabkan kerusakan saraf.
Gejala kerusakan saraf tepi bisa dikurangi dengan mengubah pola hidup dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Jaga berat badan tetap ideal dan hindari konsumsi alkohol. Konsumsi vitamin neutropik yang mengandung vitamin B1, B6, dan B12 untuk menjaga kesehatan saraf dan mengurangi gejala kerusakan saraf tepi.
Berolahraga secara rutin atau melakukan gerakan ringan disela-sela pekerjaan minimal 30 menit. Pergerakan sangat berguna untuk meregangkan oto dan saraf yang kaku karena kerja.
Jika gejala tersebut tidak mereda, sebaiknya konsultasikan hal ini kedokter untuk penanganan lebih lanjut.