Mohon tunggu...
Purniawati
Purniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Sastra Inggris

Mahasiswa Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Kosong

28 September 2021   00:46 Diperbarui: 28 September 2021   00:49 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

               Tak jauh dari rumahku, terdapat rumah yang tidak ada penghuninya lagi. Mungkin sekitar dua rumah yang membatasi antara rumahku dengan rumah kosong itu. Kondisi rumah itu sama seperti rumah kosong pada umumnya, terbengkalai, kotor dan udaranya sangat lembap. Tampak dari luar temboknya lusuh. Sebagian atapnya ambruk dan dikelilingi oleh rumput liar yang tumbuh lebat di area rumah itu. Ada banyak jendela di bagian depan. Rumah itu terasa angker jika malam mulai datang, kegelapan mengintip di balik jendela saat malam tiba. Tanpa penerangan apa pun di dalam rumah, benar-benar terlihat gelap gulita dan sunyi.

               Suatu hari ketika aku dan temanku pulang dari pengajian, sekitar jam 10 malam kami kebetulan melewati rumah kosong itu. Serasa angin berhembus melawati telingaku, entah perasaanku saja atau bukan, tapi samar-samar aku mendengar suara orang merintih kesakitan, aku pun terdiam sesaat berusaha untuk memfokuskan dari mana asal suara itu. Suara itu seperti bersumber dari dalam rumah kosong. Jujur saja aku takut, jadi aku menyangkal bahwa itu suara berasal dari tempat lain. Namun baru dua langkah aku berjalan, aku mendengar suara rintihan lagi seperti suara orang minta tolong, tanpa pikir panjang aku langsung menarik tangan temanku dan berlari tanpa mencoba menengok ke dalam rumah itu.

               Di lain hari, aku pergi menjemput keponakanku yang  masih berusia satu tahun, dia selalu dititipkan di rumah tetangga karena kedua orang tuanya bekerja. Lagi-lagi kebetulan rumah tempat keponakanku dititipkan berada tepat di depan rumah kosong itu. Saat aku sudah masuk ke dalam rumah, ternyata keponakanku masih tidur, jadi aku tetap di sana menunggu sampai keponakanku bangun. Sambil menunggu, aku berbincang-bincang dengan pengasuh, dia bercerita bahwa keponakanku selalu menangis jika di ajak bermain di depan rumah, dia berkata jika keponakanku menangis sambil menunjuk ke dalam rumah kosong itu, seolah-olah ada sesuatu yang membuatnya takut. Untuk mengurangi rasa penasaranku, aku pun menanyakan tentang rumah itu, seperti berapa lama rumah itu di tinggalkan dan siapa pemilik rumah itu dulu. Pengasuh pun memberitahuku bahwa rumah itu sudah 14 tahun tak ditinggali lagi dan pemilik sebelumnya adalah seorang wanita tua yang hanya tinggal sendirian di rumah itu. Namun ada satu hal yang mengejutkan, wanita itu ternyata sudah meninggal, dia meninggal di dalam rumah­­--tepatnya terpeleset di kamar mandi. Menurut cerita dia meninggal karena kepalanya membentur lantai dan tidak ada yang menolong. Aku yang telah mendengar cerita hanya berujar “ Pantas saja...”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun