Tawar-menawar di Hanoi ini terkendala bahasa. Seperti di Indonesia, kebanyakan pedagang tidak menguasai bahasa Inggris, sementara wisatawan tidak menguasai bahasa lokal. Maka bahasa tarzan pun digunakan. Caranya penjual menunjukkan sejumlah uang dong (mata uang Vietnam) yang dimintanya. Selanjutnya pembeli mengurangi jumlah uang sebagai penawaran yang diajukannya. Hari ini saya meminati topi khas Vietnam, seperti yang biasa dipakai oleh tentara Vietnam. Saya menanyakan harganya.  Komunikasi dijalin dengan kombinasi bahasa Inggris dan bahasa Tarzan.Penjual menawarkan sejumlah harga. Saya pun menawar senilai setengah dari penawarannya itu. Tiba-tiba, penjual menyahut dalam bahasa Indonesia, "Pelit!" Busyet, darimana dia tahu kata "pelit"? Darimana dia tahu kalau saya berasal dari Indonesia. Saya tidak terprovokasi dengan perkataan "pelit" hingga akhirnya disepakati harga yang wajar. Ini adalah pengalaman menarik dari jalan-jalan hari kedua di Hanoi, Vietnam.  Hari ini, kami mengadakan pesiar di dalam kota. Meski hanya keliling-keliling kota, namun kami baru benar-benar bisa beristirahat di hotel setelah pukul 22. Pesiar pertama menuju ke museum etnologi di jalan Nguyen Van Huyen. Museum ini menampilkan hasil-hasil kebudayaan dari 53 kelompok etnis minoritas yang ada di Vietnam. Bangunan museum berarsitektur modern, berbentuk silinder. Hingga saat ini, museum ini telah memiliki koleksi sebanyak  15.000 artefak, 2.190 slide, 42.000 foto, 237 rekaman suara, 373 rekaman video dan 25 CD-ROMs. Selain menyimpan benda bersejarah, museum ini juga menjadi pusat penelitian etnografi. Juga menjalankan fungsi pendidikan. Ada pemandangan menarik saat kami tiba di museum. Kami melihat ada sekelompok anak-anak TK yang bergandengan tangan dan dibimbing guru untuk masuk museum. Sedari kecil mereka telah dikenalkan pada kekayaan dan keragaman budaya di Vietnam.

Nadine
Ayu
Kru TransTV
Benda-benda yang dipemarikan tidak hanya benda-benda antik yang mahal, tetapi juga benda-benda dalam kehidupan sehari-heri seperti pisau, keranjang, baju, suling, tikar, alat pertanian, dll. Benda-benda ini menunjukkan warisan kebudayaan dari tiap etnis.
***