Mohon tunggu...
Syarif Ahmad
Syarif Ahmad Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Mbojo

#PoliticalScience- #AnakDesa Penggembala Sapi, Kerbau dan Kuda! #PeminumKahawa☕️ *TAKDIR TAK BISA DIPESAN SEPERTI SECANGKIR KOPI*

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dukun dan Judi, Potret Pilkada Kota Bima

22 Juni 2018   21:07 Diperbarui: 22 Juni 2018   22:11 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemiliihan Kepala Daerah (Pilkada), telah menjadi pestanya bagi rakyat. Tua-muda, kaya-miskin, gemuk-kurus, pria-perempuan, larut dalam suasana kegembiraan. Pesta Demokrasi menjelma menjadi panggung hiburan raksasa bagi semua orang, memilih Kepala Daerah secara langsung telah menjadi bagian dari napas kehidupan sosial-ekonomi pada era kekinian.

Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan amanat konstitusi negara. Gegap-gempita menyambut hari pemungutan dan perhitungan suara pada tanggal 27 Juni 2018 di beberapa daerah yang akan melakasanakan Pilkada serentak.

Kampanye dan rapat umum telah dilaksanakan, janji-janji sudah ditunpahkan, guna meyakinkan pemilih untuk memilih pasangan calon masing-masing. Kini, hari tenang menjelang pemungutan dan perhitungan suara, menjadi hari-hari penuh ketidaktenangan bagi pasangan calon beserta pendukungnya. 

Saling intip dan menjaga basis masih terus digalakan, hari-hari tenang tak lebih menjadi hari pembatas antara masa kampanye dengan pemungutan dan perhitungan suara.

Pada hari tenang menurut regulasi Pilkada, tetapi inilah hari-hari penuh ketidaktenangan. Berbagai hiruk-pikuk analisa, klaim dan spekulasi kemenangan oleh tim-tim sukses dan pendukung pasangan calon, dan juga mengemuka berbagai hasil lembaga survey dan konsultan politik berseliwerang pada berbagai media sosial, seperti facebook, twitter, group WhatsApp, dan sebagainya. Semua informasi, menjadi bagian dari strategi penggiringan opini.

Menghitung hari pemilihan kepala daerah Kota Bima, menjadi salah satu dari sekian banyak daerah yang menyelenggarakan Pilkada serentak pada tanggal 27 Juni tahun 2018 ini, yaitu selain keberadaan klaim pada masing-masing Tim sukses calon Wali Kota Bima dengan menggunakan berbagai media modernisasi berupa teknologi-media sosial, tentu ada yang unik dan belum tersentuh oleh analisa dan kajian para konsultan dan lembaga-lembaga survey, yaitu keberadaan Dukun dan Penjudi, dalam mempengaruhi dan menggiring opini pilihan pemilih pasangan calon kepala daerah. 

Keberadan Dukun

Dukun bagi masyarakat Bima adalah kata lain dari Sando dan dalam bahasa Bima (termasuk Kabupaten Dompu), dukun diartikan secara harfiah adalah orang-orang yang memiliki keahlian lebih dibandingkan masyarakat pada umumnya. 

Sando adalah sejenis manusia yang dipercayai  oleh para pengikutnya masing-masing yang memiliki kelebihan khusus, tentang kemampuan yang dipercayai mampu membaca atau bahkan merubah masa depan. Sando adalah semacam paranormal dalam tradisi masyarakat Indonesia pada umummya.

Keberadaan Dukun atau Sando bagi kalangan masyarakat etnik Bima, tak semata dalam urusan politik, seperti pemilihan kepala desa dan pemilihan kepala daerah atau apa pun yang berkaitan dengan pemilihan. 

Tetapi Dukun atau Sando telah menjelma menjadi satu kekuatan sugesti bersifat mistik tertentu dalam segala hal yang berkaitan dengan sebuah kompetisi atau pun pada dimensi pengobatan dari penyakit. Sehingga keberadaan Dukun atau Sando menjadi kunci kemenangan dalam berbagai kompetisi atau lomba, seperti; pertandingan sepak bola, lomba pacuan kuda dan semua jenis perlombaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun