Akhirnya kutemukan juga "Si Manis" ini setelah sekian lama kurindui, dialah "Dodol Kareueut Tanjungsari". Salah satu kuliner khas dari Purwakarta Istimewa.Â
Mungkin hanya beberapa saja yang sudah kenal dengan dodol khas dari Desa Tanjungsari Kecamatan Pondoksalam Kabupaten Purwakarta. Namun bagi yang sudah mengenalnya sejak lama tentu takkan asing lagi dengan rasa manisnya yang khas dari dodol ini.
Seperti halnya aku sendiri yang telah lama familiar dengan sensasi rasa dodol Tanjungsari, takkan bosan atau jemu untuk selalu rindu padanya. Hari ini kusempatkan waktu untuk berburu rindu ini. Tak seberapa jauh hingga akhirnya kutemui dodol ini.
Berbeda dengan dodol yang lainnya, sensasi tersendiri dapat dirasai ketika kita menikmatinya. Garing di luar, basah di dalam, kenyal-kenyal gimana...gitu! Dan yang bikin ketagihan itu karena rasa manisnya yang pas tidak bikin was-was bagi penderita diabet. "Henteu giung" begitu orang Sunda bilang.
"Dodol Kareueut Tanjungsari" sejak tahun 1994 pertama diproduksi oleh Mak Animat yang dikenal juga dengan sebutan Mak Endut. Beliau merupakan satu-satunya warga Desa Tanjungsari yang memproduksi dodol pada masanya. Dan sejak saat itupun tumbuhlah para produsen dodol yang lainnya.Â
Usaha dodol yang dikembangkan oleh Mak Animat terus berkembang walau hanya menginjak pasar dari mulut ke mulut saja. Kini usaha dodolnya telah dilanjutkan oleh putri sulungnya Teh Upay dari tahun 2021 hingga sekarang masih terus berjalan.
Menurut Teh Upay, jika melihat omset penjualan dodolnya mungkin orang hanya akan merasa heran mengapa usaha ini tetap digelutinya. Ini semata demi melestarikan peninggalan/warisan orang tua yang mungkin jika ditinggalkan maka orang kebanyakan akan kesulitan menemukan dodol Tanjungsari.
Penjualan dodol ini hanya ramai ketika musim hajatan tiba. Karena dodol Tanjungsari merupakan makanan khas yang disajikan dalam perjamuan pernikahan dan khitanan atau acara lainnya di daerah sekitar Desa Tanjungsari atau bahkan di luar daerah ini.