Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... MedPsych Student at VUW New Zealand | LPDP Scholarship Awardee

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang Seksisme, Ketika Pola Pikir Terkotak oleh Gender

20 Mei 2021   19:38 Diperbarui: 20 Mei 2021   19:40 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seksisme di Masyarakat

Aku mencoba mengutip dari laman Britannica, disana dijelaskan bahwa seksisme merupakan prasangka dan anggapan bahwa salah satu jenis kelamin lebih superior atau lebih baik dari jenis kelamin yang lain. 

Kendati seksisme dapat menjangkiti laki-laki dan perempuan, namu sering kali, perempuan adalah korban seksisme di kehidupan bermasyarakat. Salah satunya yaitu apa yang terjadi pada temanku atau mungkin terjadi padamu atau orang terdekatmu juga. 

Anggapan mengenai laki-laki yang lebih cocok untuk menempati posisi sebagai pemimpin atau ketua, sementara perempuan tidak. Hanya laki-laki yang boleh bekerja dan perempuan harus mengorbankan kariernya demi keluarga. 

Anggapan yang paling sering terjadi dan sudah aku mention diatas adalah anggapan bahwa perempuan tidak perlu untuk sekolah tinggi-tinggi karena bagaimanapun juga dapur akan menjadi tempat kembalinya. 

Memang, aku mengakui bahwa hal ini tidak sepenuhnya salah. Namun, ada pola pikir dalam masyarakat yang perlu untuk dibenahi disini. 

Bahwa, perempuan justru perlu untuk berpendidikan tinggi, sebab kecerdasan yang nantinya akan diturunkan kepada anak jauh lebih banyak diturunkan melalui sel kecerdasan sosok ibu. Belum lagi dalam mendidik anak ketika si ayah bekerja. 

Tentu saja, diperlukan sosok ibu yang berpendidikan agar anak tidak salah dalam kepribadian dan pola asuhannya. Jadi, justru penting untuk menjadi perempuan terdidik dan bersekolah tinggi. 

Dalam sebuah jurnal dari Nurul Inayah yang berjudul "Persepsi Orang Tua Mengenai Gender, Pengaruhnya terhadap Komitmen Menyekolahkan Anak Perempuan " yang terbit pada tahun 2006, seksisme ini menjadikan banyak orang tua memandang bahwa pendidikan tidak banyak berguna untuk anak perempuan, kecuali menghabiskan uang saja. 

Mendidik perempuan itu sama dengan kamu mempersiapkan satu generasi, bukan hanya satu orang. Berbeda dengan mendidik seorang laki-laki. 

Sebenarnya akar dari terjadinya seksisme di masyarakat kita saat ini adalah dikarenakan adanya bias gender yang begitu nyata. Maksudnya adalah kita terbiasa dengan pemikiran mengenai pengkotak-kotakan sesuatu berdasarkan jenis kelamin tertentu. 

Coba deh lihat di buku-buku kita ketika masih zaman TK atau SD, kita pasti sering kali menemukan contoh yang seperti ini, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun