Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Jangan (Pernah) Malu Menjadi Mahasiswa Jurusan PAUD

2 Desember 2020   01:15 Diperbarui: 3 Desember 2020   13:33 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Well, sebenarnya yang hendak aku bahas dalam tulisan ini bukan tentang curhatan menjadi mahasiswa jurusan ini, tapi aku ingin menyinggung terkait salah satu hal yang selalu di mention oleh banyak orang, dan memang benar adanya. Tentang pernyataan, "Mahasiswa PAUD isinya cuma nyanyi-nyanyi"

 Jujur saja, aku pun sama memiliki ekspektasi seperti itu ketika meniatkan tekad untuk kuliah jurusan PAUD. Aku pun berpikiran bahwa memang di perkuliahan, mahasiswa jurusan PAUD sering banget isinya hanya bernyanyi di dalam kelas. Tapi, pada faktanya, tidak selalu.

Iya, berbicara mengenai anak PAUD yang memang terbiasa menggunakan metode yang menyenangkan dalam pembelajaran, menyanyi adalah salah satu metode yang menurutku tak hanya ampuh pada pembelajaran anak usia dini saja. Tapi, juga ke semuanya. 

Bernyanyi dan musik selalu dianggap lebih ramah sebagai media penyampai pesan. Menyanyi adalah sebuah metode yang bisa diterima oleh semua jenjang pendidikan. Jadi, aku menganggap tidak benar apabila ada orang yang berkata, metode bernyanyi hanya dilakukan oleh anak PAUD saja. 

Coba deh direfleksikan, kalau diminta memilih, kamu akan memilih mana, diajar matematika lewat rumus-rumus padat dan menghafal tulisan di papan, atau diberikan nyanyian tentang materi serupa yang ramah di dengarkan atau di hafalkan?

Aku masih ingat, ketika zaman SMP atau SMK, aku suka sekali dengan mata pelajaran seni budaya hanya karena gurunya menggunakan media musik sebagai media menjelaskan. Atau barangkali, kamu juga begitu. 

Aku terkadang terpikirkan dengan film-film India yang ketika mengajarkan sesuatu di kelas lewat lagu, sebut saja di film "Taare Zameen Paar" atau, "Chalk and Duster" dengan pembelajaran yang menggunakan media musik seperti itu, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Pembelajaran yang biasanya diterapkan pada anak usia dini, tak selalu kemudian dianggap kekanak-kanakan.

Apabila dilihat lebih dekat kembali, pada pembelajaran menggunakan metode musik pada anak usia dini banyak sekali manfaat serta bukan tanpa alasan. 

Kalau kita pandang dari segi kognitif, otak anak usia dini yang pemikirannya belum sempurna, membutuhkan cara yang sederhana untuk mampu mencerna. 

Apabila dipandang dari aspek neuroscience, short term memory anak akan menjadi long term memory apabila anak mendengar, melihat, atau membaca sesuatu yang bermakna baginya.

Kalau dilihat, pembelajaran menggunakan metode bernyanyi dapat membuat pembelajaran anak lebih bermakna, dan goals-nya, anak lebih mudah paham akan sesuatu yang ia pelajari tadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun