Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Sebuah Tulisan untuk Bapak

24 Oktober 2020   07:24 Diperbarui: 24 Oktober 2020   19:20 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak| Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sebut saja Rara kecil yang selalu dianggap berbeda dengan adiknya. Ia yang hitam kulitnya dan berisi tubuhnya. Selalu saja ia dibanding-bandingkan, terutama oleh mamanya. 

Walaupun, sebenarnya maksud mamanya baik, agar Rara menjaga tubuhnya sebab ia perempuan, hanya saja caranya yang digunakan mamanya kurang tepat. Rara kecil yang suka makan cokelat, selalu dilarang dan takut kalau terlihat oleh mamanya. Tapi, ada sosok ayah yang berkata,

"Gak papa, kamu itu lagi di fase pertumbuhan, kamu itu bukan gendut, tapi sehat, Ayah sayang."

Sayangnya, ayah Rara meninggal saat ia belum masuk fase remaja dan mendewasa. Akhirnya, tetap saja keadaan membawa dirinya pada kenyataan bahwa di luar sana memang banyak sekali perempuan dihadapkan pada kenyataan yang kurang mengenakkan. Dibanding-bandingkan, tidak percaya diri karena bentuk badan, dipandang sebelah mata dalam hal pekerjaan, dan masih banyak yang lainnya. 

Hal ini, sering membuat kebanyakan perempuan merasakan kekosongan. Dan satu-satunya orang yang bisa mengisi kekosongan ini adalah sosok ayah yang layaknya seorang teman tadi. 

Seorang anak perempuan yang mendapatkan figur ayah yang layaknya teman ini akan memiliki pendirian,

"Ah, gak papa meskipun kata orang aku begini. Toh bapak bilang tidak begitu. Aku harus bersyukur dengan apa adanya aku, aku harus lebih mencintai diriku sendiri."

Di akhir tulisan ini, aku mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada bapakku sendiri, yang aku tahu setiap hari ia selalu membaca tulisanku di Kompasiana dan tak henti-hentinya memberikan penguatan padaku untuk terus percaya diri dalam hal menulis. 

Terima kasih untuk bapakku yang selalu setia menjadi teman untukku, menjadi pribadi yang selalu menyenangkan. Menjadi sosok impian kriteria laki-laki pendampingku di masa depan. 

Terima kasih juga untuk Kompasiana yang sedang berulang tahun, di tahun kedua belas ini, aku sebagai kompasianer yang sedang belajar memaknai setiap fase kehidupan melalui tulisan, menjadi lebih paham makna kasih sayang. 

Teruntuk bapakku, kalau bapak membaca tulisan ini hingga selesai, ingin aku katakan, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun