Jadi bukan hanya tentara yang menjalani rotasi penugasan, si mbak WPS ini pun secara periodik melakukan rotasi tempat bekerja dari satu kota ke kota lain antar pulau. Kapal PT Pelni KM Dobonsolo atau KM Tatamaliau tentu saja menjadi tumpuan si mbak menjelajah berbagai kota di timur Indonesia.
Di antara pengunjung klinik saya terdapat para pria penderita penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), kebanyakan mereka tergolong high risk man dan mengakui keluhan sakitnya muncul setelah jajan di Asgor.Â
Secara klinis memang terdapat penyakit kelamin, contohnya kencing nanah, yang keluhannya cepat segera dimanifestasikan pada pria dibanding wanita terkait perbedaan anatomi organ saluran kemih.
Tentang si mbak, meskipun tidak selalu berobat dengan keluhan penyakit IMS, data tentang pekerjaannya sebagai WPS dapat diperoleh karena keterbukaan dan kepercayaan kepada petugas kesehatan.Â
Bagi TNI, data pasien bukan sekedar catatan administrasi kesehatan, tapi penting untuk Analisis Daerah Operasi terkait dengan resiko dan keberhasilan tugas satuan.
Bertemu dengan pasien dari berbagai elemen masyarakat memungkinkan saya mengetahui dinamika kota Dili, sebagai contoh rencana demo kelompok antiintegrasi dan pergeseran aset usaha sehubungan dengan semakin tidak kondusifnya situasi keamanan.
Suatu simbiosis mutualisme, selain memelihara kompetensi profesi tentu saja menambah pendapatan yang halal untuk saya dan melakukan edukasi khususnya kepada pasien IMS serta memantau perkembangan situasi masyarakat.Â
Selain kepada pasien, tentu saja kewajiban melaksanakan edukasi sebagai bentuk upaya kesehatan preventif, juga saya lakukan bagi prajurit di lingkungan saya berdinas.
Perjalanan sejarah dan dinamika politik mengubah konstruksi wilayah NKRI, Timor Timur merdeka menjadi Timor Leste. Bekas Mako Lanal Dili yang sebelum integrasi adalah kantor konsulat negara Taiwan, ada yang mengatakan kini telah berubah fungsi menjadi kantor  Sekretariat Kementerian Olahraga dan Pemuda Timor Leste.Â
Secuil kenangan dari sejarah itu adalah setidaknya saya pernah berusaha memperbaiki dan mempercantik lingkungan Markas Komando Lanal Dili di halaman dan jalan menuju klinik saya, berupa pemasangan cone stone paving block seluas 450 m2 dengan beaya dari pendapatan Balai Pengobatan Lanal Dili.
Saya juga terketuk untuk mendukung perlengkapan perorangan bagi satu peleton upacara berupa suspender, kopelriem, sarung tangan, kantong magazen pistol dan sarung pistol merk terkenal, supaya penampilan peleton upacara Lanal Dili di Mako Korem  Wira Dharma dan halaman kantor Gubernur Timor Timur enak dilihat. Sebagian dari pendapatan klinik tentu saja kontribusi dari mbak WPS dan konsumennya yang menjadi pasien di klinik saya.