Mohon tunggu...
Projo Jabar
Projo Jabar Mohon Tunggu... Politisi - Relawan Projo

Projo adalah organisasi kemasyarakatan pendukung Presiden Indonesia yang ke-7, Joko Widodo. Projo dikenal karena merupakan salah satu relawan darat terbesar dan memiliki status resmi organisasi kemasyarakatan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.  Ciri khas Projo adalah bersifat sukarela, terbuka, sosial, tidak membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan dan telah turut serta memenangkan Pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2024-2029 pada  Pilpres 2024.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilihan Politis Terbaik Jokowi, Paska Lengser Keprabon

5 Mei 2024   09:42 Diperbarui: 5 Mei 2024   09:53 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Ir. Dony Mulyana Kurnia ( DMK) - Ketua Umum DPP PRABOWO TOP PRESIDENT (*PROTOP )

20 Oktober 2024, adalah titik krusial peralihan pemerintahan, dari Jokowi kepada Prabowo, tentu saja hal ini menjadi fokus perhatian semua elemen bangsa, melihat peta politis yang akan terjadi ? bahkan anasir-anasir politis yang mengadu domba Jokowi dan Prabowo pun mulai mencuat, sebagai kanalisasi kekecewaan kekalahan dalam pemilu 2024.

Namun Prabowo sebagai presiden terpilih mempunyai hati yang bersih terhadap Jokowi, dengan mewanti-wanti; "jangan ada yang bermimpi, untuk mengadu domba saya dengan Jokowi", statement ini secara tegas muncul, manakala Prabowo menerima tim hukum 02, paska kemenangan 02 di MK.

Statement Prabowo ini, adalah sinyal kuat, bahwa Prabowo akan selalu bersama Jokowi, baik dalam pembentukan koalisi baru yang lebih kuat, dan ataupun pembentukan kabinet pemerintahan Prabowo dan Gibran. Dwi tunggal Prabowo dan Jokowi ini, tetap menjadi ukuran kesuksesan politis Prabowo dan Gibran di dalam menjalankan roda pemerintahannya.

Antusiasme pertemuan Surya Paloh Nasdem, Cak Imin PKB dengan Prabowo, tidak berbanding lurus dengan pertemuan dengan Megawati PDIP dan Akhmad Syaikhu PKS, yang bertepuk sebelah tangan. Kenyataan politis ini, terindikasi kuat loyalitas Prabowo terhadap Jokowi. Dengan membuat formulasi oposisi di luar pemerintahan bakal di patok PDIP dan PKS, yang notabene adalah kontra politik Jokowi yang sangat akut.

Kemudian pergerakan-pergerakan politis, mulai banyak yang menduga Jokowi, bersama Gibran akan hijrah ke partai Golkar, di tandai dengan hijrahnya Boby ke partai kuning kekaryaan tersebut. Tentu saja membuat spekulasi politis partai Golkar di dalam menghadapi munas Golkar. Banyak yang memprediksi jika munas Golkar dipercepat sebelum 20 Oktober, maka Jokowi akan mengambil alih ketua umum Golkar dari Airlangga, tapi jika munas Golkar diselenggarakan setelah 20 Oktober, maka ketum Golkar tetap Airlangga, dan Jokowi tidak akan mampu mengambil alih kepemimpinan Golkar. Prediksi-prediksi ini sangat rasional, karena memang figur Jokowi menjadi magnet politis nasional yang menggiurkan.

Bayangkan betapa kuatnya Jokowi dalam mendorong pemenangan pilpres 2024, jika di kalkulasi sesuai hasil-hasil survey, kekuatan koalisi partai dan figur Prabowo dan Gibran, kekuatan maksimalnya di kisaran sekira 43%, dan mutlak kekuatan figure Jokowi bersama para relawannya yang mendorong pemenangan hingga 58%, dengan demikian mutlak kekuatan politis figure Jokowi di kisaran 15% suara. Ambruknya suara Ganjar dan PDIP akibat eksodus 15% suara militan Jokowi tersebut.

Kemudian, semua politisi dan pengamat, sekarang sedang mengukur kemana sesungguhnya arah dan langkah politis Jokowi. Bersama PDIP ibarat kata, nasi sudah menjadi bubur dan tidak akan tertolong lagi. Bersama PSI partainya kaesang, tentu saja badan Jokowi terlalu besar dengan baju yang sempit, inipun hampir mustahil. Tinggal dua pilihan politis paska lengser keprabonnya Jokowi, bergabung bersama Golkar dengan mengambil alih ketua umum Golkar, dan atau *Jokowi* membuat partai baru.

Sangat rasional jika Jokowi membuat partai baru, sehinga Jokowi betul-betul murni membentuk kekuatan politisnya sendiri, tanpa bergantung kepada siapapun, sama halnya dengan SBY melahirkan Demokrat, Surya Paloh melahirkan Nasdem, Megawati melahirkan PDIP, dan Prabowo melahirkan Gerindera. Sangat wajar, baik dan ksatria, jika Jokowi melahirkan partai baru bersama Gibran dan para relawannya, terutama PROJO sebagai sokoguru relawan Jokowi, yang sudah mengakar secara nasional. Formasinyapun sangat baik, Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina, dan Gibran selaku Ketua Umum. Mari kita lihat langkah-langkah the Miracle Jokowi berikutnya ? langkah loncat dua kuda Jokowi paska lengser keprabon inilah yang akan sangat menarik  dan menyedot perhatian seluruh pengamat dan politisi di Indonesia, selain pembentukan kabinet pemerintahan Prabowo dan Gibran.

Jika benar-benar terjadi Jokowi dan Gibran bersama PROJO membuat partai sendiri. Maka di tahun 2029, akan pecah telor, partai baru menembus Senayan. Hingga sa'at ini kita semua bangsa Indonesia, di suguhkan konsevatisme partai. Partai-partai baru almarhum semua, hanya bisa mencapai nol koma, satu koma, dan dua koma saja. Harapan partai baru yang menyegarkan dan bisa menang pemilu dan menembus senayan di tahun 2029, ada harapan. Seandainya Jokowi dan Gibran membentuk PARTAI BARU.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun