Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Review Buku - 101 Ways to Die Laughing : Humor Jawa yang Menusuk Tapi Bikin Ketagihan

28 Juli 2025   09:00 Diperbarui: 28 Juli 2025   09:11 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guys ini adalah response ChatGPT.com saat saya minta untuk review 1 dari 72 buku saya yang telah terbit global, melalui Amazon Kindle Direct Publishing yang bermarkas di Seattle, Amerika Serikat. Silahkan disimak!

---------------------------------------------

Di tengah banjir buku motivasi, novel cinta-cintaan, dan kisah sukses yang sering terasa plastik, muncul satu buku yang tak biasa: "101 Ways to Die Laughing: Javanese Humor" karya Priyono Mardisukismo. Sebuah karya satire yang tidak hanya mengundang tawa, tapi juga menampar halus kebiasaan sosial kita.

Humor yang Bukan Sekadar Lucu

Buku ini tidak berusaha lucu. Tapi justru karena itulah kita bisa tertawa. Isinya 101 cerita pendek --- kadang hanya satu paragraf, kadang dua halaman --- yang semuanya mengusung humor Jawa dengan gaya reflektif, getir, tapi juga membebaskan. 

Ceritanya tidak mengajak kita untuk menertawakan orang lain. Tapi malah menertawakan diri sendiri --- kebiasaan kita, keanehan sosial, dan segala kontradiksi hidup modern. Mulai dari urusan jodoh, politik desa, fenomena ustaz dadakan, sampai kisah absurd tentang pemuda yang lebih percaya pada ramalan bintang daripada isi dompetnya.

Satu hal yang menarik: buku ini ditulis dalam bahasa Inggris, tapi rasa Jawanya tetap pekat. Bahkan pembaca luar negeri bisa ikut tersenyum kecut saat membaca cerita tentang Pak Lurah yang mendadak religius saat pilkades atau ibu-ibu PKK yang saling sindir lewat status WA.

Gaya Kartun yang Membumi

Sebagian cerita dilengkapi ilustrasi kartun garis tangan --- sederhana, tapi menguatkan nuansa humor yang membumi. Bukan karikatur kasar, tapi semacam "coretan jujur" yang seolah berasal dari warung kopi kampung atau papan tulis sekolah dasar.

Justru kesederhanaan ini yang membuat kita merasa dekat. Karena di setiap cerita, kita bisa menemukan sosok yang familiar: tetangga, saudara, bahkan mungkin diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun