Pelurusan Mindset: Wisata yang Bertanggung Jawab
Daripada membagi wisata menjadi halal dan tidak halal, lebih bijak jika kita mempromosikan konsep "wisata yang bertanggung jawab". Ini lebih menekankan pada bagaimana wisatawan berperilaku dalam menikmati perjalanan mereka, tanpa harus terjebak dalam labelisasi yang berpotensi membingungkan.
Wisata yang bertanggung jawab mencakup aspek keberlanjutan lingkungan, penghormatan terhadap budaya setempat, serta perilaku etis dalam menikmati destinasi wisata. Dengan pendekatan ini, wisatawan dari latar belakang apa pun dapat berkontribusi dalam menjaga tempat yang mereka kunjungi tetap nyaman dan sesuai dengan norma-norma moral yang berlaku.
Kesimpulan
Konsep "wisata halal" pada dasarnya lebih bersifat branding dalam industri pariwisata. Namun, perlu ada pelurusan dalam pemahaman bahwa wisata pada dasarnya netral; perilaku wisatawanlah yang menentukan apakah suatu perjalanan sesuai dengan nilai-nilai tertentu atau tidak. Daripada terjebak dalam pengkotakan wisata halal dan non-halal, lebih baik kita mengembangkan konsep wisata yang bertanggung jawab, yang tidak hanya menghormati nilai-nilai keagamaan tetapi juga keberlanjutan dan keberagaman budaya.
Catatan: Kita tunggu Kometar ahli wisata dari UPH @DR. Yus, monggo mbak dikomentari. Maturnuwun sakderengipun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI