Mohon tunggu...
Mang Free
Mang Free Mohon Tunggu... Kadar Pok, Kudu Pek

Mahasiswa Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Skill: Semua Bisa, Semua Punya

21 Maret 2022   20:10 Diperbarui: 21 Maret 2022   20:14 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diadopsi dari https://samahitawirotama.com/

Oke, seperti biasa, tulisan ini diprakarsai kegabutan penulis setelah seharian berkecimpung dengan artikel dan belajar untuk ujian komprehensif besok. Minta do'anya, ya !! Wkwk

Kita awali tulisan ini dengan satu pertanyaan yang menjadi notif whatsapp penulis malam ini!!

"Mang free, saya kok ngerasa gak punya skill ya. Saya pengen punya skill"

Skill ? Apa itu ?

Sederhananya, skill adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu.
Oke, jadi gampangnya, kita bisa masak, maka kita punya skill masak. Misalnya kita cuma bisa masak mie, maka selamat anda punya skill memasak mie. Gampang kan ??

Masalahnya, skill ini memiliki level atau tingkatan. Kita anggap level ini seperti dalam game, yang terdiri dari level dasar, level menengah, dan level tinggi. Walaupun ada level lain, kita ambil yang paling dasar.

Nah, skill merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu. Semakin tinggi level kemahiran kita, semakin bagus dan efisien pula nilai dan hasilnya. Misalnya kita bandingkan antara orang yang sekedar bisa dan orang yang memang mahir dalam bidangnya, maka hasilnya juga berbeda.

Kita ambil contoh mudah tapi unik.
Penulis sering memerhatikan ibu ketika menyetrika. Terlihat mudah, gampang, dan cepat. Laah, ketika penulis menyetrika sendiri di kosan, 5 menit mungkin baru dapat satu. Apalagi hasilnya entah kenapa masih lebih kusut dibandingkan hasil pekerjaan ibu yang dianggap waktunya lebih sedikit.

Mengapa ?
Karena ibu sudah terbiasa, mereka paham dari sudut mana memulai, kepanasan mana yang sesuai, dan bagaimana melipatnya agar tidak kusut.

Apa kesimpulannya ?

Tingkat kemahiran dapat ditingkatkan. Dengan apa ? Dengan latihan, belajar, dan pengalaman. Semakin banyak kita berlatih, semakin mahir kita. Semakin banyak kita belajar, semakin paham kita, akan tetapi untuk menjadi skill, tetap perlu berlatih dan berlatih.

Lantas, darimana skill didapat ?

Satu balasan penulis kala ditanya itu, "Semua skill dapat diperoleh dan diasah selama kita mau"
Apa kata kuncinya ? Selama kita mau.

Kita bisa mendapatkan skill apapun selama kita mau memulai, belajar, dan mencoba.
Hanya saja, yang paling sulit adalah satu hal, bagaimana kita memperoleh kemahiran yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan kemahiran yang tinggi, kita harus banyak mengasahnya. Berlatih dan belajar secara konsisten dan terus menerus.

Lantas bagaimana agar itu terasa lebih mudah ? Asah skill yang kamu suka dan memang bermanfaat. 

Mengapa ?

Karena kalau dasarnya kita suka, mencoba terus menerus pun tidak akan terasa bosan dan melelahkan, kenapa ? Karena kita suka. Sebagaimana kita meningkatkan skill bermain game, bukankah puluhan dan ratusan match bukan masalah bagi kita.
Begitu pula skill lainnya.

Seseorang suka mengajar, maka dia akan berusaha bagaimana ketika ia mengajar, pelajaran yang ia sampaikan dipahami siswa sekaligus proses KBM yang berlangsung menyenangkan.

Seseorang suka menggambar, sebanyak apapun dan sedetail apapun alat dan waktu yang digunakan tidak masalah, karena ia suka serta mendapatkan apresiasi diri ketika karya tercipta.

Dengan demikian, mari melepaskan kemageran. Mari tingkatkan skill yang memang lebih bermanfaat dibandingkan meningkatkan skill bertahan hidup di atas kasur meluruskan punggung yang sakit bahkan dengan tidak melakukan apa-apa.

Rebahan boleh, kebablasan jangan.

Masa muda adalah masa mencari, memulai banyak hal dengan segala kemungkinan pencapaian. Apapun hasil yang kita terima, semua menjadi pengalaman. Baik pengalaman yang bisa kita gunakan ataupun pengalaman yang bisa kita ceritakan sehingga bermanfaat bagi orang lain.

Malang, 21 Maret 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun