“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world..”
Quote yang pernah diucapkan oleh Nelson Mandela tersebut bukanlah sekedar kata mutiara semata. Telah banyak bukti yang menyebutkan bahwa secara individu, organisasi, maupun dalam lingkup negara, bahwa pendidikan merupakan kunci utama dari keberhasilan. Dengan mudah kita juga bisa melihat bagaimana negara-negara yang memiliki tingkat edukasi yang relatif tinggi berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan negara tersebut, begitu juga sebaliknya.
Berlandaskan itulah, Sukanto Tanoto beserta istri sejak dekade 80-an telah memulai pengabdiannya di bidang pendidikan dengan membuat sekolah-sekolah di berbagai tempat, hingga pada tahun 2001 mereka resmi mendirikan Tanoto Foundation, sebuah lembaga yang fokus utamanya adalah sebagai wadah untuk memfasilitasi edukasi yang lebih baik di negeri ini, yang bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan di segala penjuru Indonesia, termasuk MM-FEB UI.
Seiring berjalannya waktu, ternyata edukasi bukanlah satu-satunya hal yang dibutuhkan oleh negeri ini untuk maju. Populasi penduduk yang mencapai 250 juta, tingginya jumlah pengangguran, dan perputaran ekonomi yang relatif lambat menuntut negeri ini untuk berlari mengejar ketertinggalan, memiliki banyak lapangan kerja guna meningkatkan produktivitas, dan salah satu cara yang paling efektif adalah dengan melahirkan banyak entrepreneur yang dapat mendongkrak kekuatan ekonomi lokal.
Dengan asumsi teoritis dan perhitungan matematis, David McClelland mencetuskan suatu teori bahwa suatu negara akan makmur apabila memiliki setidaknya 2,5% pengusaha. Sebagai seorang pengusaha yang concern pada pendidikan, Tanoto kemudian mengkombinasikannya dengan membuat program bertajuk Tanoto Entrepreneurship Series yang dapat diakses di www.tanotofoundation.org . Program penggiat kewirausahaan ini bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi untuk menyelenggarakan berbagai acara dengan menghadirkan pembicara-pembicara handal yang merupakan pengusaha-pengusaha nomor wahid di negeri ini.
Para narasumber yang merupakan pengusaha di beragam industri, baik pangan, kesehatan, energi, transportasi, teknologi dan informasi, infrastruktur, dan sebagainya semakin memperkaya perspektif dan pola pikir peserta seminar yang didominasi oleh mahasiswa ini. Sebagai calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan negeri ini di masa mendatang, brainstorming semacam ini menjadi sangat penting untuk merubah paradigma calon pemimpin bangsa, bahwa dengan menjadi seorang pengusaha, kontribusi mereka untuk negara akan semakin besar. Ini merupakan kegiatan positif untuk menanamkan prinsip bahwa kesuksesan bukanlah tentang kekuasaan dunia dan memperkaya diri sendiri, melainkan memberi kontribusi positif bagi kemajuan society dan lingkungan, termasuk bagi bangsa tercinta.
Apabila mindset seperti ini dapat tertanam pada para pemuda Indonesia, kita bisa bernapas lega dan menatap optimis terhadap kemajuan bangsa kita di masa yang akan akan datang.. Semoga!
