Mohon tunggu...
Lo Priscilla Dian
Lo Priscilla Dian Mohon Tunggu... Administrasi - FLUENT IN SARCASM

Menulis dan Menulis sampai Jari jemari berjalan sesuai kata hati

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Johan Cruyff Tiada : Hasta La Vista Barça

14 April 2016   23:23 Diperbarui: 14 April 2016   23:58 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gracies Johan"][/caption]Berbicara mengenai Johan Cruyff pasti kita akan mengingat Barcelona. Legenda Barcelona ini belum lama meninggal setelah berjuang melawan kanker yang ia derita.

Johan meninggal pada tanggal 24 maret 2016 dan tutup usia pada 68 tahun. Kehilangan seorang legenda hebat tentu saja menimbulkan kedukaan mendalam tak hanya bagi Publik Barcelona namun bagi seluruh pecinta sepak bola

Pada tahun 1974 Cruyff mampu menduduki posisi Runner-Up dalam ajang Piala Dunia, Sebelum ia berhijrah ke Barcelona namanya menjadi sangat ikonik di Ajax. 

Dimasa kejayaan klub Belanda raksasa Ajax, Cruyff mampu menjuarai tiga gelar piala eropa dan menjadikanya pemain krusial bagi tim.

Kebahagiaan bagi Barca ketika Cruyff secara terang-terangan memilih membela Barcelona ketimbang Madrid dimasa itu, dan benar saja kedatanganya membawa dampak yang sangat besar.

Anda tahu Tiki - Taka?

Ya, Siapa tak kenal dengan gaya permainan tiki-taka? Tiki-taka (secara umum dieja tiqui-taca dalam bahasa Spanyol ; pengucapan bahasa Spanyol: [ˈtiki ˈtaka] ) adalah gaya permainan sepak bola yang cirinya adalah umpan-umpan pendek dan pergerakan yang dinamis, memindahkan bola melalui beragam saluran , dan mempertahankan penguasaan bola.

Siapa yang menciptakan Tiki-Taka? Pep Guardiola? Anda salah besar. Johan Cruyff adalah dalang dibalik kesuksesan Tiki-taka ini. Sebuah titik balik yang sangat krusial terjadi pada tanggal 4 Mei 1988, Ketika itu Johan Cruyff resmi menjabat sebagai Pelatih FC Barcelona. 

Cruyff datang bukan dalam saat yang tepat, dalam keadaan yang sangat darurat ia didaulat untuk melatih klub itu. Ketika itu Barcelona harus menjual 15 Pemain nya tak terkecuali pemain-pemain favorit seperti Victor Munoz dan Bernd Schuster.

Namun bukan Cruyff jika tak bisa membalikan keadaan, Disaat itu Barcelona mampu menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya setekah berhasil memukul kalah Sampdoria. Tentu peristiwa itu adalah hal yang sangat berpengaruh, itulah sejarah. Tim yang besar adalah tim yang lahir dari sejarah, Tim yang Besar tak pernah lupa kapan mereka mampu menjuarai piala-piala itu.

Tim yang besar adalah mereka yang tak pernah menyepelekan sejarah. Karena jika anda mau sedikit membuka pikiran anda maka tak ada alasan untuk tak membanggakan sebuah sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun