Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kebaikan Yoyon dan Hajitako

8 Mei 2020   22:26 Diperbarui: 8 Mei 2020   22:18 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masker kain. Sumbee: Wartakini

Namanya Yoyon Daryono. Aku mengenalnya sebagai salah satu pegawai kreatif di Ditjen Perbendaharaan. Pasalnya, tenaganya dipakai di berbagai acara sebab ia memiliki kemampuan desain grafis di atas rata-rata. Ia juga seorang pembawa acara yang andal dan berpengalaman dalam merancang acara-acara besar.

Bebeeapa waktu lalu video tentangnya tersebar di berbagai WAG. Bukan tentang kiprahnya sebagai PNS. Namun, karena aksinya yang membuat masker sendiri di rumah, kemudian dia membagikan masker buatannya ke banyak orang. 

Mulai dari orang-orang yang ia temui di jalan yangbelum memakai masker hingga kepada siapa saja yang membutuhkan boleh mengirim pesan kepadanya untuk kemudian dikirimkan masker. Ia sama sekali tidak meminta ganti uang masker tersebut. Bahkan ia tidak meminta ganti uang ongkos kirimnya.

Baginya, aksinya itu adalah caranya bersyukur dan berbagi. Sebagai pegawai Kementerian Keuangan, ia tentu tidak terancam penghasilannya selama negara tidak bangkrut. 

Dan ia merasa selalu ada hak orang lain dari apa yang ia terima sehingga keinginannya berbagi begitu kuat. Ia pun mengerjakan pembuatan masker itu sendiri. Mulai dari membeli kain, merancang dan menggambar pola masker, memotong kain, hingga menjahitnya di mesin jahit. Ia juga bersyukur bisa bekerja dari rumah sehingga ia memanfaatkan waktu luangnya untuk tetap berkontribusi bagi negara.

Cerita berbeda datang dari Bang Madhink. Ia pegawai Ditjen Pajak. Ia punya jiwa bisnis dan mendirikan kedai takoyaki dan berbagai varian makanan Jejepangan. Hajitako namanya.


Ia sudah menyadari bahaya Covid-19 sejak Februari dan menerapkan protokol Covid-19 di kedainya itu. Sampai ia menyadari bahwa bisnisnya akan terimbas. Tapi bukan itu yang jadi beban pikirannya. Sebab penghasilannya sebagai pegawai Pajak tak akan membuatnya kekurangan.

Namun, ia "terlanjur" punya beberapa karyawan yang harus ia jaga hidupnya. Jika kedainya tutup, mereka akan jadi pengangguran.

Ia pun memutar otak dan kembali ke semangat kebaikan berbagi. Ya, ia pun mulai membula donasi. Dari mulut ke mulut. Dari grup ke grup. Dari media sosial ke media sosial. 

Donasi yang ia lakukan adalah siapa pun bisa mendonasikan makanan Hajitako yang utamanya disalurkan ke tenaga kesehatan di berbagai rumah sakit.

Ide "sederhananya" ini ternyata berhasil menghubungkan berbagai tujuan sekaligus. Ia mampu menyelamatkan karyawannya. Ia menjadi medium social capital orang-orang yang memiliki kelebihan rejeki. Ia menjadi ladang bagi para driver ojek online untuk melakukan pengantaran. Ia juga berhasil membuat para penerima makanan tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun