Kerja Gak Bahagia? Bisa Jadi Energi Kamu yang Salah!
(Perspektif dalam islam dan filsafat)
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar ungkapan "apa yang kita pikirkan akan menjadi kenyataan". Dalam Islam, konsep ini dikenal sebagai husnudzan (berprasangka baik), sementara dalam filsafat Stoik, ini berkaitan dengan kontrol atas pikiran dan tindakan.
Rasulullah bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman, 'Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka baginya kebaikan. Jika ia berprasangka buruk, maka baginya keburukan.'"
(HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim)
Hadis ini sangat relevan dengan The Law of Vibration (Hukum Getaran Energi), yang menyatakan bahwa apa yang kita pikirkan akan menarik hal yang serupa dalam kehidupan kita.
Jika kita memiliki prasangka baik kepada Allah, kepada pekerjaan kita, dan kepada orang-orang di sekitar kita, maka energi positif itu akan kembali kepada kita dalam bentuk keberkahan, kemudahan, dan kesuksesan. Sebaliknya, jika kita selalu curiga, pesimis, dan negatif, maka hidup kita akan penuh dengan kesulitan.
Sebagai contoh:
Seorang karyawan yang yakin bahwa pekerjaannya adalah bentuk ibadah dan rezekinya telah diatur oleh Allah akan bekerja dengan ikhlas dan penuh semangat. Hasilnya, ia akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya.
Sebaliknya, seseorang yang selalu merasa sial, berpikir bahwa kerja kerasnya sia-sia, dan menyalahkan keadaan, akan terus mengalami kesulitan karena ia menarik energi negatif ke dalam hidupnya.