Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Risiko Makan Terburu-buru dalam Waktu 20 Menit

29 Juli 2021   07:33 Diperbarui: 29 Juli 2021   07:44 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat kita makan dengan cepat, tubuh tidak mendapat kesempatan untuk memberi sinyal ke otak bahwa kita sudah kenyang (beritasatu.com)

Mungkin orang yang membuat aturan makan di warung atau restoran maksimal 20 selama PPKM Level 4 ini tidak tahu hasil penelitian ini: bahwa makan terburu-buru bisa meningkatkan risiko obesitas!

Hampir mustahil kita bisa makan dengan nikmat jika waktunya dibatasi maksimal 20 menit. Coba saja praktikkan sendiri saat memesan Nasi Padang.

"Bu, nasi padang 1 makan di sini ya?" (30 detik kemudian...)

"Pakai lauk apa pak?" (30 detik....)

"Rendang saja deh, biar cepat."

Tiga menit kemudian, makanan yang kita pesan baru dihidangkan.

"Minumnya apa Pak?"

"Teh hangat."

Lima menit berselang, teh hangat disajikan di meja.

Dari waktu kita memesan makanan sampai dihidangkan di meja, paling tidak 5 menit waktu terbuang. Masih ada sisa waktu 15 menit untuk makan. Cukup?

Ya cukup, kalau kita makannya terburu-buru. Dan, justru makan terburu-buru itulah yang dapat meningkatkan risiko kegemukan atau obesitas. Sejak lama, para ahli kesehatan mengingatkan kita tentang risiko kegemukan dan obesitas yang harus kita tanggung apabila kita makan terburu-buru.

"Anda mungkin makan lebih banyak karena Anda makan dengan sangat cepat. Anda benar-benar tidak tahu apa yang Anda makan," kata juru bicara American Heart Association dan kardiologis dari New York University, Dr. Nieca Goldberg. "Ketika Anda makan dengan perlahan, Anda akan lebih sadar tentang makan Anda. Anda mengunyah makanan Anda dengan benar dan Anda juga memperlambat pencernaan." Mengunyah makanan dengan tenang dan perlahan juga membantu kita merasa kenyang.

Goldberg mengatakan perlu setidaknya 30 menit untuk makan dan menambahkan bahwa makan sambil bekerja adalah salah satu hal terburuk yang kita lakukan.

Saat kita makan dengan cepat, tubuh tidak mendapat kesempatan untuk memberi sinyal ke otak bahwa kita sudah kenyang. Reseptor di perut yang merespons saat diregangkan oleh makanan, dan hormon yang memberi sinyal ke otak bahwa makanan yang dicerna sebagian telah sampai ke usus kecil, membutuhkan waktu 15 hingga 20 menit untuk bekerja.

Lalu, bagaimana menyiasati peraturan waktu makan di warung atau restoran yang dibatasi maksimal 20 menit?

Jalan satu-satunya adalah dengan membungkusnya atau takeaway dan memakannya di rumah atau di pantry kantor. Dengan begitu, kita bisa makan dengan tenang dan tidak diburu waktu.

Lagi pula, di masa pandemi seperti ini makan di warung atau restoran dapat membuat kita berisiko terpapar virus. Bukannya mau menakut-nakuti. Saat makan, setiap orang pasti melepas masker mereka. Dan kita tidak tahu, siapa di antara orang-orang yang makan di warung atau restoran itu yang menjadi carrier virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun