Kenyataannya?
Kita lebih suka beri'tikaf di Mall dan pasar, berburu baju baru dan kue lebaran. Mumpung pembatasan sosial sedang longgar. Kita banyak menghabiskan waktu di plaza daripada memperbanyak zikir di masjid.
Kita lebih senang membelanjakan kelebihan harta yang kita punya daripada menyedekahkan untuk mereka yang lebih membutuhkan. Berat rasanya memasukkan uang seratus ribu ke kotak amal, tapi tangan ini seperti tanpa beban mengambil uang satu juta untuk belanja baju baru.
Dengan model ibadah seperti ini, apa pantas kita meraih kemenangan Idulfitri?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!