Padahal, membaca Al-Quran tidak hanya membawa keberkahan hidup di dunia, melainkan juga bisa menjadi bekal kita di akhirat nanti.
Dalam buku "Aku Menciptakan Jin dan Manusia Hanya Untuk Beribadah Kepada-Ku", Dr. Muhammad al-'Areifi menceritakan kisah Abdullah bin Idris seorang ahli ibadah yang zuhud.
Ketika itu Abdullah bin Idris sedang menanti kedatangan malaikat maut. Anak-anaknya yang menungguinya bersedih, beberapa menangis. Dengan tersenyum, Abdullah bin Idris berkata kepada anak-anaknya, "Wahai anak-anakku, jangan kalian menangis, sebab saya telah menghatamkan Al-Quran di rumah sebanyak empat ribu kali, semua aku lakukan untuk menghadapi maut ini."
Saya pernah mendengar dalam sebuah acara di radio, pematerinya menganjurkan kita untuk membaca Al-Quran selama 5 menit setelah salat fardhu. Sehingga selama sehari kita sudah memprioritaskannya dan meluangkan 25 menit hanya untuk membaca Al Quran.
Cuma 25 menit dari 24 jam waktu yang kita miliki. Tidak berat bukan?
Masalahnya, apakah kita bisa istiqomah meluangkan waktu 25 menit sehari untuk membaca Al-Quran sebagai bekal akhirat nanti?