Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudahkah Kita Bersyukur Saat Bangun Tidur?

7 Maret 2020   06:53 Diperbarui: 7 Maret 2020   06:56 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari bersyukur saat bangun tidur, bukan langsung membuka gawai (foto: unsplash.com/Gaelle Marcel)

Sebelum tidur, kita merencanakan apa yang bisa kita lakukan untuk mengisi hari esok. Kita berpikir besok kerja mau pakai baju apa, sarapan dengan menu apa, siapa saja yang hendak kita temui. Sementara kita tidur, tubuh kita beristirahat untuk mengisi ulang energi dan pikiran kita menjadi tenang.

Semua aktivitas sebelum dan saat tidur tersebut berangkat dari keyakinan bahwa esok hari kita bisa bangun tidur, bernafas, tubuh dalam keadaan normal dan sehat lalu beraktivitas seperti biasanya. Kita yakin bisa bangun tidur karena ada alarm yang akan mengingatkan kita, ada kokok ayam yang membangunkan kita, ada keluarga terjaga di samping kita.

Tapi, bagaimana bila keyakinan kita itu sirna?

Bagaimana bila apa yang kita rencanakan dan kita harapkan di esok hari itu tidak pernah menemui kenyataan?

Bagaimana bila saat bangun tidur kita menemui kenyataan seperti ini:

  • Saat bangun tidur, kita dalam keadaan gila atau lupa ingatan.
  • Saat bangun tidur, kita dalam keadaan tuli, bisu, buta atau mati rasa di beberapa anggota tubuh.
  • Saat bangun tidur, kondisi lingkungan kita sudah berubah sama sekali.

Yang lebih menakutkan lagi, bagaimana bila tidur kita kebablasan tidak bisa bangun sama sekali, alias nyawa kita sudah diambil oleh-Nya?

Tidur adalah Kematian Sementara

Jangan berpikir kita tidak akan mengalami kejadian-kejadian seperti itu. Karena hidup dan mati kita sudah diatur oleh-Nya. Dan tidur, adalah kematian sementara.

Banyak orang yang mengira dia bisa bangun berkat bantuan alarm. Sebelum tidur, jam alarm disetel di waktu yang ia kehendaki. Saat terbangun, ia pun menganggap bangun tidurnya karena mendengar suara alarm. Begitu pula, banyak orang yang mengira ia bisa bangun tidur karena dibangunkan keluarganya.

Padahal, tanpa kehendak-Nya, semua cara untuk membangunkan kita tidak ada gunanya. Hanya karena kehendak Tuhan Semesta Alam, kita bisa mendengar bunyi jam alarm. Hanya atas ijin-Nya, kita bisa merasakan sentuhan tangan dari keluarga yang membangunkan kita. Karena Rahmat-Nya, jiwa kita dikembalikan ke tubuh yang fana.

Selepas bangun tidur, banyak orang menyarankan untuk minum air putih yang banyak, kemudian melakukan peregangan agar otot-otot kita tidak kaku. Tetapi mereka lupa, ada satu kegiatan yang lebih penting dari segala macam aktivitas seperti itu.

Bersyukur.

Mari Bersyukur Atas Segala Nikmat Saat Bangun Tidur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun