Dengan mengetahui target pembaca, fitur produk/layanan harus bisa diarahkan supaya sesuai kebutuhan dan reaksi pembaca yang kita inginkan. Bagaimana caranya produk/layanan tersebut bisa membantu mereka.
Solusi: Dengan target pembaca anak mudia yang terdidik dengan baik, iklan sebaiknya menggunakan bahasa semi formal, serta keuntungan yang diperoleh apabila calon mahasiswa mendaftar di PTS tersebut, misalnya beasiswa atau potongan biaya pendaftaran.
Analisa copywriting terhadap iklan perguruan tinggi di koran Kompas
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di koran Kompas edisi 10 Juli 2019, banyak iklan PTS yang saya nilai tidak efektif berdasarkan parameter elemen copywriting di atas. Iklan mereka lebih menonjolkan informasi tentang fakultas dan program studi yang ada. Selain itu, iklan mereka juga tidak menggabungkan fitur media digital untuk mengatasi keterbatasan ruang dalam memuat informasi atau pesan yang hendak disampaikan.
Dan yang lebih penting, banyak iklan yang tidak dilengkapi dengan elemen "Call to Action" (CTA). Padahal, elemen ini yang menentukan reaksi dari pembaca iklan, apakah mereka hanya sekedar membaca informasi yang ada, atau langsung bertindak sesuai dengan tujuan dari iklan tersebut.
Seperti contoh iklan berikut:
Nyaris semua ruang iklan dari Unikom ini diisi dengan informasi tentang prestasi yang sudah diraih dan fakultas serta program studi yang ditawarkan, lengkap dengan nama dekan. Karena ruang yang terbatas, semua informasi itu seolah dipaksakan untuk masuk semua dengan dengan teks berhuruf kecil. Akibatnya, iklan ini sepintas terlihat seperti kumpulan semut yang bergerombol.
Tidak ada fitur yang ditonjolkan, kecuali informasi tersebut (mungkin saja pembuat iklan memang ingin menonjolkan fitur informasi ini). Tidak ada petunjuk batas waktu pendaftaran, bagaimana cara mendaftar, atau memperoleh informasi lanjutan. Tidak ada elemen CTA, yang bisa membuat pembaca iklan bertindak.
Seandainya saya seorang calon mahasiswa yang hendak mencari alternatif perguruan tinggi, saya akan langsung melewatkan iklan ini begitu saja, tanpa harus susah payah membaca informasi yang dimuat dengan huruf-huruf kecil kecil seperti itu.
Semestinya, Unikom bisa menghilangkan beberapa informasi yang memakan ruang itu dan menggantinya dengan ajakan untuk membacanya di situs universitas. Misalnya dengan kalimat copywriting "Ingin tahu berapa banyak prestasi yang sudah diraih mahasiswa kami? Cek informasinya di sini", kemudian dilengkapi dengan alamat laman situs yang memuat informasi tersebut. Â Â
Contoh lain dari iklan yang saya nilai kurang efektif adalah berikut ini: