Mohon tunggu...
Andi Mirati Primasari
Andi Mirati Primasari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - i love reading and writing.. thanks Kompasiana, sudah menjadi langkah awal saya untuk mulai ngeblog..

Lahir dan besar di Makassar, dan saat ini menetap di Jakarta menjalani kesibukan sebagai seorang istri merangkap karyawati swasta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Warna-warna Ajaib, Ceriakan Kalbu yang Monokrom

23 Agustus 2017   21:07 Diperbarui: 24 Agustus 2017   04:28 1983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mainan dan connector pen aneka warna milik anak saya (dok.pribadi)

"Lembar monokrom hitam putih..

Aku coba ingat lagi warna bajuku kala itu.."

(Monokrom - Tulus)

Apa jadinya bila dunia ini hanya berhiaskan warna hitam dan putih saja? Sudah terbayang bagaimana hampanya hari-hari yang kita lalui.. Pun terlintas betapa ribetnya membedakan benda ini dan itu, karena sekilas semua terlihat sama saja, hanya bentuk yang membedakan.. Bersyukur Allah ciptakan warna untuk kita nikmati sebagai unsur pelengkap yang menjiwai segala "indah" yang ada, sehingga kita bisa menandai daun dari hijaunya, dan kelopak bunga dari merah, kuning, jingga, biru, atau ungunya..

Warna bisa pula menjadi inspirasi bagi manusia untuk berkarya. Layaknya seorang pelukis dengan sebuah kanvas kosong di hadapannya, warna mampu memanggil insting artistik dalam jiwa senimannya. Dalam warna, ada kejujuran.. Tak ada lagi misteri yang dipertanyakan.. Seperti warna baju dalam sebuah pesta ulang tahun yang dibahas solois Indonesia "Tulus" dalam hits-nya, "Monokrom"..

Like A Magic!Tukang Pulas Menghidupkan Potret Monokrom Historik

Suatu hari saat sedang iseng-iseng browsing instagram, tiba-tiba saya menemukan satu postingan unik yang boleh dikata lain dari yang lain. Nama akun instagramnya @tukangpulas (cek http://www.instagram.com/tukangpulas). Sesuai namanya, tukang pulas ini memang kerjanya memulaskan warna ke gambar-gambar yang semula monokrom menjadi colourful.

Lantas, apa yang membedakannya dengan akun-akun berisi foto-foto hasil editing yang lain? Kalau buat saya sih, Tukang Pulas ini brilian dan idenya cemerlang sekali, karena yang dipulas bukan gambar monokrom biasa, tapi berupa potret bernilai sejarah.

Boleh dikata jadul, tapi berkat sentuhan tukang pulas, foto-foto ini jadi lebih hidup. Kalau dulu-dulu kita bisanya cuma nebak-nebak warna sebenarnya pake gambar hitam putih, kini terpampang nyata. Sesuai dengan tagline yang terpajang di profile-nya: "Menghidupkan warna yang hilang di masa lalu".

Terpancing rasa penasaran akan potret-potret jadul Indonesia, saya spontan langsung scroll terus sampai ke gambar paling bawah untuk mengamati semua gambar yang sudah diberi sentuhan warna oleh @tukangpulas. Ini beberapa di antaranya:

Jakarta Tempo Doeloe (source: http://www.instagram.com/tukangpulas)
Jakarta Tempo Doeloe (source: http://www.instagram.com/tukangpulas)
Yogyakarta di Pagi Hari (source:http://www.instagram.com/tukangpulas)
Yogyakarta di Pagi Hari (source:http://www.instagram.com/tukangpulas)
Keromantisan Tempo Doeloe, potret Bung Karno dan Ibu Fatmawati Soekarno Putri (source:http://www.instagram.com/tukangpulas)
Keromantisan Tempo Doeloe, potret Bung Karno dan Ibu Fatmawati Soekarno Putri (source:http://www.instagram.com/tukangpulas)
Tak dapat dipungkiri, seseorang harus punya daya imajinasi dan kreativitas untuk memberi warna pada sebuah potret sejarah, sehingga siapapun yang melihatnya akan merasa seolah sedang diajak berjalan-jalan menelusuri masa ketika foto-foto tersebut dijepret.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun