Mohon tunggu...
Andi Mirati Primasari
Andi Mirati Primasari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - i love reading and writing.. thanks Kompasiana, sudah menjadi langkah awal saya untuk mulai ngeblog..

Lahir dan besar di Makassar, dan saat ini menetap di Jakarta menjalani kesibukan sebagai seorang istri merangkap karyawati swasta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penting Siapkan Ini Sebelum Bersalin

27 Oktober 2015   05:50 Diperbarui: 27 Oktober 2015   10:32 10209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi - bersalin (Shutterstock)

 

"Sedia Payung Sebelum Hujan". Pepatah inilah yang kemudian menjadi pelajaran besar buat saya setelah merasakan hamil dan melahirkan anak pertama.

Sebelum berbagi tips, mohon izinkan saya untuk share pengalaman seputar persalinan anak pertama saya terlebih dahulu..

Ceritanya begini..

Saat pertama kali tahu bahwa saya hamil, setelah menimbang ini dan itu, saya dan suami sepakat memutuskan untuk bersalin di Makassar dengan harapan saya bisa lebih tenang dan siap menghadapi proses persalinan bila didampingi keluarga yang selalu saya rindukan selama masih di Jakarta. Jujur, saya memang butuh support dari orang-orang terdekat kala itu, terutama nenek, ibu, dan adik perempuan saya. Pikirku saat itu, bila memaksakan bersalin di Jakarta, saya khawatir tidak sanggup menanggulangi kondisi panik dan takut apabila tanda-tanda persalinan sudah dekat dan suami saya masih sementara bekerja di kantor. Maklum, ini adalah yang pertama bagi saya.

Jadi, saat usia kandungan telah mencapai 7 bulan (oleh dokter, usia kandungan dinyatakan aman untuk naik pesawat), saya segera memesan tiket untuk terbang dari Jakarta ke Makassar. Hari keberangkatan kali itu bertepatan dengan hari ulang tahun saya yang ke-28, jadilah pada hari itu saya berulang tahun di dua kota sekaligus. Karena alasan kesibukan, saat itu saya terbang tidak bersama suami, tapi dengan Paman dari pihak ibu yang sengaja datang menjemput saya di Jakarta. Betapa sedihnya saya ketika harus berpisah di bandara dengan suami tercinta saat itu, namun tekad sudah bulat, ini demi sebuah niat tulus untuk menyambut kehadiran anak kami ke dunia.

Semua calon ibu (yang sedang mengandung) pastinya ingin proses kelahiran bayinya berjalan lancar tanpa hambatan. Namun sayangnya, boleh dikata saya kurang persiapan dan cenderung santai menghadapi detik-detik kelahiran. Justru ibu saya yang panik, berulang kali mendesak agar saya segera menyiapkan perlengkapan dan kebutuhan khusus pada saat melahirkan.

Saya akui, ibu sangat memanjakan saya saat itu, mulai dari menyiapkan makanan dan obat-obatan setiap harinya, mengurus pakaian, hingga menemani saya ke dokter kandungan untuk periksa, semua dilakukan beliau tanpa pernah mengeluh lelah sama sekali. Singkat kata, tak ada sedikitpun waktu terlewat tanpa kontrol dari beliau. "My Mom is My Superhero".

Sayangnya, mungkin karena kelelahan mengurus ini-itu, ibu jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit, tepat sebulan sebelum Hari Prediksi Kelahiran (HPL). Bisa dibayangkan betapa sedihnya saya saat itu, perasaan saya diliputi rasa khawatir yang mendalam.

Saat ibu di Rumah Sakit itu menjadi waktu tersulit bagi saya. Mungkin karena terlalu bergantung pada ibu, saya jadi kebingungan sendiri menyiapkan keperluan persalinan di saat perut sudah mulai terasa berat sehingga susah untuk banyak bergerak. Sedikit capek saja, bisa langsung sesak nafas. Akibatnya, banyak keperluan yang lupa disiapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun