Semenjak Sevil Shhaideh dipilih sebagai calon perdana menteri dari Partai Sosial Demokrat di Rumania, dirinya menjadi banyak dibicarakan di berbagai media. Pasalnya Sevil merupakan kandidat perempuan pertama dan juga muslimah yang meraih 45 suara dukungan di parlemen pada 11 Desember lalu.
Sebelumnya wanita 35 tahun keturunan Turki ini menjabat sebagai pejabat tinggi di Kementerian Pengembangan Daerah dimana sebelumnya dia pernah menjadi menteri pengembangan daerah selama enam bulan pada 2015. Namun kandidasi Shaiddeh rupanya berujung pada penolakan. Seperti terlansir pada New York Times, Presiden Rumania Klaus Lohannis menolak penunjukan calon perdana menteri perempuan Muslim.Â
"Saya telah mempertimbangkan secara hati-hati argumen pro dan kontra dan saya telah memutuskan untuk tidak menerima usul mereka,"kata Iohannis seperti dikutip dari New York Times, 27 Desember 2016.
Alasan Lohannis menolak pencalonan Shhaide karena mengurangi risiko adanya pro dan kontra. Banyak media lokal mengungkapkan kalau suami dari Shhaideh yaitu Akram Shhaideh yang berwarganegara Suriah ini merupakan salah satu pendukung rezim Presiden Bashar al-Assad. Menurut Paul Ivan, mantan diplomat Rumania yang kini bekerja di European Policy Centre di Brussels mengatakan bahwa apabila Shhaideh nantinya terpilih, posisinya sebagai perdana menteri dapat memiliki akses hingga lapisan teratas terhadap akses informasi. Hal ini dinilai beresiko melihat kedekatan dan kewajiban Shhaideh dengan suaminya.Â
Disisi lain intelijen Rumania juga menilai bahwa Shhaideh tidak punya pengalaman yang matang apabila dirinya harus duduk sebagai perdana menteri perempuan pertama di Rumania. Karena banyak yang menilai pencalonan Shhaideh ini karena kedekatan dirinya dengan pemimpin partai Sosial Demokrat, Liviu Dragnea yang awal mulanya sempat dicalonkan dan menang sebagai Perdana Menteri.Â
Sayangnya, Liviu bisa dipastikan tidak bisa maju sebagai calon perdana menteri akibat skandal korupsi yang membuat dirinya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman percobaan selama dua tahun pada bulan April lalu. Dengan penolakan ini, Presiden Rumania Lohannis meminta Partai Sosial Demokrat sebagai pemenang pemilihan umum pada 11 Desember 2016 untuk menggantikan Sevil Shhaideh.