Mohon tunggu...
Prima Marsudi
Prima Marsudi Mohon Tunggu... Guru - Indahnya menua.

Wanita yang ingin jadi diri sendiri tetapi tidak bisa karena harus memikirkan orang-orang yang disayanginya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diary 4

7 Agustus 2020   08:08 Diperbarui: 7 Agustus 2020   08:09 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebagian orang merasa bahagia dengan hanya memikirkan masa depan.   Mereka menabung uang atau pun menyimpan aset kekayaan baik berupa rumah, tanah ataupun lainnya demi masa depan.  Semua hanya demi masa depan.  Tak sedikit pun keinginan untuk menikmati hari ini.  Apa lagi jika harus menggunakan uang yang ia miliki.  

Setengah mati mereka berhemat.  Tak pernah berpakaian bagus, tak pernah makan cukup bergizi apalagi enak, tak pernah berlibur. Semua kebutuhan disiapkan seadanya. Kehidupan dijalaninya dengan sangat sederhana.  Bahkan beberapa orang yang tidak mengenalnya akan mengira bahwa ia miskin atau tidak punya, padahal bukan.  

Seorang sahabat saya memiliki tanah warisan yang sangat luas di kampung halamannya.  Namun, di Jakarta ia hanya menumpang tinggal di rumah sahabatnya.  Mengendarai sepeda motor biasa setiap harinya ketika bekerja.  Makan seadanya dan berpakaian seadanya.  Tak sedikitpun ia menggunakan warisannya untuk mensejahterakan kehidupannya.  Ia selalu mengatakan warisan  itu akan dipergunakan di masa tuanya.

Seorang sahabat akhirnya memperoleh kesuksesan dengan usahanya.  Selain dengan keahliannya ia berhasil kaya raya dengan cara berhemat.  Sejak muda ia selalu bekerja dan berhemat bahkan sampai lupa memperhatikan waktu beristirahat dan kecukupan gizi makanannya.  Kini setelah ia berhasil dan kaya raya, dokter memvonis ia dengan berbagai macam penyakit dan klimaksnya ia menderita kanker ganas.

Harta yang dikumpulkan pun akhirnya dipergunakan untuk berobat dan berobat.  Kekayaan yang dimiliki tidak dapat dinikmatinya dengan baik hingga ajal menjemput.  Ia hanya merasakan sakit dan sakit.  Pada akhirnya orang lainlah yang akan menikmati harta kita.

Waspada dan bersiaga untuk masa depan memang baik bahkan sangat baik.  Tetapi kehidupan hari ini juga sangat penting dan tidak boleh diabaikan begitu saja.

Orang sering lupa bahwa kehidupan hari ini adalah cikal bakal kehidupan di masa depan.  Ketika kita meminimalis kehidupan di masa kini, berarti kita juga telah merusak apa yang akan terjadi di masa depan.

Jadi, menjadi normal itu sangat penting.  Menikmati hari ini, itu juga sangat penting.  

Menjaga diri kita hari ini adalah keharusan.  Makan makanan bernutrisi untuk hari ini, berolahraga meski sedikit, melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti membaca, menonton film, bermain game dan jangan lupa berbuat kebaikan.  setidaknya satu hari satu kebaikan.  Semua itu akan menjaga diri kita bukan hanya pada hari ini, tetapi juga di masa depan.  Menua dengan sehat, menua dengan bahagia, dan menua dengan indah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun