Mohon tunggu...
Prima Sp Vardhana
Prima Sp Vardhana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Seorang manusia biasa yang belajar menjadi sesuatu bermanfaat, buat manusia lain dan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tak Cerdas Menangani, Jatim Berpotensi Ambyar

29 Mei 2020   13:27 Diperbarui: 29 Mei 2020   13:18 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

TREN peta pandemi Covid-19 berdasarkan peta resiko telah mengalami pergeseran. Kasus Covid-19 di DKI Jakarta telah berhasil dikendalikan Gubernur Anies Baswedan, sehingga mulai mengalami gelombang penurunan. Ledakan kasus Covid-19 mulai mengacaukan Jawa timur. Setiap hari grafik warga terinfeksi positif Covid-19 mengalami kenaikan signifikan, bahkan beberapa kali mengalami ledakan pasien. Penangan ini jika tidak waspada, sigap dan cerdas berpotensi membuat Jawa Timur Ambyar di segala sektor.

Pergeseran peta kasus Covid-19 di Indonesia dari DKI ke Jatim itu, dipaparkan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito di akun Youtube BNPB Indonesia. Fakta itu tercermin dari penurunan angka kasus baru pasien positif Corona Wuhan di DKI. Setiap hari terus menurun pelahan. Tidak sebaliknya dengan Jatim. Setiap hari mengalami kenaikan signifikan. Sesekali meledak. Sebuah kondisi yang tidak biasa. Perlu penanganan lebih sigap dan cerdas. 

"Saat ini angka pasien baru positif Covid-19 di Jakarta sudah mulai menurun. Jika tidak waspada kondisi akan berupa drastis seiring dengan kembalinya para pemudik dari daerah. Sebuah second wave (gelombang kedua) akan terjadi. Saat meletup, proses penanganannya lebih merepotkan," kata Wiku. 

Karena itu, Pemprov DKI harus mencegah kembalinya para pemudik itu. Kebijakan ketat  harus berani dilakukan sampai kondisi di Indonesia, benar-benar aman dari Covid-19. Sebab bebasnya DKI dari pandemi ini, belum jaminan terjadi bersamaan waktu dengan amannya daerah tempat asal para pemudik. Perbedaan status itu akan berpotensi terjadinya second wave pandemi Covid-19.

Terjadinya peta pergeseren tren kasus Covid-19 dari DKI ke Jatim, menurut dia, dibutuhkan partisipasi penuh dari masyarakat DKI Jakarta untuk terus menurunkan tren kasus COVID-19 di DKI Jakarta. Sementara masyarakat Jatim harus berjuang untuk mencegah peningkatan kasus di Jatim. Keterlibatan masyarakat itu dibutuhkan untuk menetapkan suatu daerah siap melakukan  aktivitas sosial ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

"Rekomendasi dari WHO terdapat tiga aspek utama untuk menetapkan apakah suatu daerah siap melakukan aktivitas sosial ekonomi di tengah pandemi Covid-19, yaitu gambaran epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan layanan kesehatan," ujarnya.

Aspek epidemiologi suatu daerah disebut baik bila penurunan kasus selama dua minggu, setelah puncak terakhir paling sedikit 50 persen. Meliputi jumlah kasus positif, jumlah pasien dirawat, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP), jumlah orang dalam pemantauan (ODP), dan jumlah kasus meninggal. Penurunan gambaran epidemiologi itu harus diikuti dengan peningkatan surveilans kesehatan masyarakat, yaitu semakin banyak spesimen yang diperiksa laboratorium.

"Jadi, harus ada semakin banyak yang diperiksa di laboratorium, tetapi yang hasilnya positif harus semakin menurun," katanya.

Sedangkan aspek pelayanan kesehatan meliputi jumlah tempat tidur dan alat pelindung diri yang tersedia dalam menangani pasien COVID-19. Aspek pelayanan kesehatan ini, menurut dia, belum terkumpul baik. Perlu partisipasi dari pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.

Di tempat berbeda, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengaku, khawatir terhadap kondisi penularan corona di wilayah Surabaya Raya. Sebesar 65 persen pasien Covid-19 di Jatim disumbang oleh Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik. Kondisi ini berpotensi membuat Surabaya menjadi Kota Wuhan di China. Tempat pertama kali corona ditemukan dan mewabah.

"Sumbangan angka 65 persen Covid-19 di Surabaya Raya pada Jatim, secara medis tidak main-main. Ini sebuah kondisi serius. Kalau penanganan tidak waspada, sigap, dan cerdas, bukan kemuskilan Surabaya bisa jadi Wuhan," katanya, Rabu (27/05/2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun