Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Istri yang Baik Tak akan Banyak Menuntut Suaminya

22 Februari 2018   16:49 Diperbarui: 22 Februari 2018   16:56 4555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sepertinya lebih banyak suami yang menyia-nyiakan istrinya dan seolah tidak mempedulikan istrinya, baik untuk memenuhi kebutuhan jasmani ataupun untuk memberikan kebahagiaan lainnya. Seolah suami tidak mengerti kebutuhan istrinya seperti ingin disayang, diperhatikan, dibelikan ini dan itu. Wajar memang, banyak istri yang menuntut suaminya untuk ini dan itu karena biasanya laki-laki sebelum menikah memberikan janji untuk selalu membahagiakannya, tetapi pada kenyataannya setelah menikah janji itu tak banyak yang terealisasi. Tapi apakah bijak seorang istri selalu menuntut suaminya untuk memenuhi keinginannya ?

Seorang laki-laki yang telah menjadi suami apalagi menjadi seorang ayah, pasti pola berpikirnya berubah. Dia akan melakukan apapun untuk memberikan kebahagiaan untuk istri dan anaknya. Hanya saja, terkadang hal ini tidak terlihat karena sifat natural laki-laki adalah "cuek". Tetapi sebenarnya, jauh di dalam hatinya ada keinginan untuk memberikan kebahagiaan dan kebutuhan keluarganya. 

Laki-laki lebih menggunakan logika dan perempuan menggunakan perasaannya, suami berpikir telah berjuang keras untuk memberikan kebahagiaan tetapi istri merasa belum mendapat kebahagiaan yang dimaksud. Cobalah untuk menjadi istri yang selalu berterima kasih atas apa yang diberikan dan diperjuangkan suami, doakan supaya pekerjaan atau usaha yang dilakukan berjalan lancar, jangan banyak menuntut ini dan itu, karena tekanan di dalam pekerjaan sudah berat jangan tambahkan lagi tekanannya. Tidak seperti perempuan, laki-laki kurang multi tasking, ia kurang dapat mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, maka jangan tambah beban pikiran mereka dengan rengekan dan tuntutan.

Berikan kenyamanan saat di rumah, tampilkan wajah yang sumringah dan selalu berterima kasih kepada suami. Yakinlah suami akan senang dan lebih bersemangat untuk membahagiakan suaminya. Percayalah suami sejati akan selalu berjuang untuk memberikan kebahagiaan kepada keluarganya. Sebenarnya suami tak hanya membutuhkan istri yang cantik tetapi istri yang baik.

Istri yang cerewet, terlalu banyak menuntut dan tidak menyenangkan suami seperti dandan, masak dan lain-lain, biasanya sering dijadikan alasan oleh para suami untuk mencari yang lain, walaupun hal ini tidak dibenarkan juga. Tapi sadarkah kita, sebagai istri, kelemahan kita ini sering dimanfaatkan oleh perempuan lain yang tertarik pada suami orang atau yang sekarang ini biasa disebut pelakor, misalnya kalau di rumah istri terbiasa cerewet, menuntut, dll, maka si pelakor akan bersikap manis, tidak mau menuntut, tidak cerewet, ya pokoknya yang baik-baiklah, layaknya dulu kita waktu pacaran sama suami, pasti hal baik yang sering ditunjukkan. Nah, saat jadi istri baru deh tahu jelek-jeleknya. Sebenarnya, laki-laki atau suami yang selingkuh itu juga belum tahu aja jeleknya si selingkuhannya karena yang ditunjukkan hanya kebaikannya.

Yuk lah, mulai belajar jadi istri yang baik dengan menerima kekurangan suami dan tidak terlalu ambil pusing dengan hal-hal yang kecil, misalnya suami lupa jemur handuk, lupa menaruh kaos kaki kotor ke keranjang baju kotor, dan lain sebagainya. Buatlah suami menjadi betah saat ada di rumah. Termasuk saya juga lagi belajar sih sekarang ini untuk menjadi istri yang baik. O ya, suami juga sebenarnya tidak senang lho kalau terlalu dilarang ini dan itu, dilarang kumpul dengan teman-temannya atau dicurigai hal-hal yang tidak lakukan. Jadi belajar yuk untuk percaya pada suami. Yakinlah dia tidak melakukan hal yang aneh-aneh di luar sana, berdoa saja dia selalu dilindungi Tuhan dari bahaya dan dari godaan si pelakor.

Kalau ternyata kita sebagai istri sudah berbuat baik dan menuruti suami, tapi si suami tetap menjalin hubungan dengan pelakor, ya sudah akhirnya kita tahu kualitas suami kita. Ternyata dia bukan laki-laki sejati, karena laki-laki sejati tidak akan menyakiti hati orang yang dicintainya, dalam hal ini istrinya. Dengan istrinya saja yang kelihatan tidak bisa setia, bagaimana dia setia dengan Tuhan yang tidak kelihatan. Karena kalau memang benar-benar si suami takut dengan Tuhan, dia pasti tidak akan melakukan hal-hal yang buruk apalagi sampai menyakiti hati istrinya dengan mencintai perempuan lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun