Mohon tunggu...
Si Preman Pram
Si Preman Pram Mohon Tunggu... -

call me pram, menempuh jalan kemandirian, jalan entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money

Tentang Bisnis Martabak Manis Holland

18 September 2012   07:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:18 11543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13479533771682090341

[caption id="attachment_213051" align="alignnone" width="97" caption="Martabak Manis atau Terang Bulan Holland "][/caption] Buat anda yg sering ke Surabaya, mestinya pernah menemui martabak manis yang satu ini. Di Surabaya, boleh dibilang Holland ini pemain satu-satu nya di segment menengah atas. Larisnya bukan main. Meskipun tidak sampai berjubel, tapi tidak pernah sepi tanpa pembeli. Maklum. Jam bukanya lebih panjang dari umumnya pemain martabak manis pinggir jalan yg rata2 buka pada malam hari saja. Holland buka dari siang hari jam 12 hingga malam hari. Satu hal yang menarik saya adalah, boleh dibilang pemain satu ini telah menikmati industri martabak manis TANPA pesaing berarti selama belasan tahun. Dengan harga jual jauhhhhhhhhhhh diatas rata-rata harga jual martabak manis pinggir jalan, boleh dibilang margin yg telah dinikmati pastilah sangat tebal. Sekedar perbandingan, martabak manis pinggir jalan harga jualnya cuma 10-20rb/loyang. Holland mampu menjualnya dgn harga jual 50-60rb. Bayangkan, 4x lipat. Marginnya perkiraan saya tidak akan kurang dari 100%. Bahkan bisa jadi lebih besar dari angka tsb. Supply bahan bakunya pasti harga distributor melihat konsumsi susu, mentega, dan kejunya yg sangat royal. Dalam sehari perkiraan kasar saya mampu menjual lebih dari 200 loyang. Jika dirata2 50rb, maka per cabang bisa beromset kotor sekitar 10jt per hari setiap cabang. Di Surabaya, masing2 cabang boleh dibilang kekuatannya merata. Karena salah satu konsep mereka adalah menempati lokasi-lokasi di jalan utama kota. Sehingga hampir semuanya selalu ramai. Jadi kalau sebulan percabang bisa beromset sekitar 300jt per bulan. Tinggal kali berapa cabang. Di Surabaya ada sekitar 4-5 cabang. Mantap kan. Sekarang, sepertinya demi mengejar pertumbuhan, mereka berlomba lomba masuk ke kota di luar Surabaya (saya pribadi tidak yakin ini langkah yg bagus, smart move). Atau mungkinkah mereka asalnya dari kota lain lalu masuk ke Surabaya? Entah ya. Bukan itu toh yang ingin saya ulas. Yang ingin saya ulas adalah, bagaimana sebuah produk sederhana (terang bulan atau martabak manis) bisa berjaya bertahun-tahun dengan menikmati harga jual premium. Sementara pemain lain terseok-seok hanya untuk bertahan hidup. Bagaimana sebenarnya konsep martabak manis Holland ini sebenarnya? berikut pengamatan saya: 1. Produk dibuat dengan cara memilih bahan-bahan terbaik. Keju (Kraft), Mentega (blueband), Susu (lupa mereknya), meses (Ceres), tepung (bogasari), dst. Dengan konsep bahan terbaik, mereka mendapatkan produk terbaik. Persis konsepnya papa john's pizza. Better ingridients, better pizza. Satu2nya rahasia produknya adalah pada adonan. Semua cabang hanya dikirim adonan jadi. Jadi tinggal tuang ke loyang. 2. Pemilihan lokasi2 prime. Semua lokasi ada di jalan besar. 3. Satu2nya iklan yg pernah saya jumpai hanya plang nya itu sendiri :D Jadi mungkin ini yg disebut marketing without advertising? entah. 4. Dengan pilihan bahan2 premium, otomatis mereka tidak memilih bermain di harga jual (tidak berusaha menjual di harga murah, melainkan mahal yg penting enak). Dan terbukti, harga bukan satu-satunya faktor dominan pada bisnis kuliner. Yang penting rasa martabak manisnya enak. Banyak pemain martabak manis kembang kempis bertahan hidup padahal sudah banting2 harga. Tapi Holland dgn harga premium justru berkembang pesat. Dan ingat, loyalitas pada harga bersifat semu. Artinya ketika ada produk lain yg lebih murah, customer akan lari. Sebaliknya, loyalitas based on taste, jauh lebih kuat sifatnya. Meskipun harga naik, customer tidak mudah untuk lari. Ok diatas sedikit pengamatan lapangan. Selain memiliki kelebihan, tentunya ada kelemahan2. Pertama, pelayanan di semua cabang tidak ramah. Order taker rata2 judes. Saya sudah coba order beberapa lokasi, sama saja semuanya haha..... Kedua, tempat kerjanya jorok. Kotor sekali. Apalagi musim hujan. Lantai kerjanya sampai becek. Tidak ada standard kebersihan yg bagus spt McD misalnya yg sampai WC nya selalu dijaga selalu bersih.  Tanpa standard, jangan berharap tumbuh besar, sebesar McD apalagi. Ketiga, produk premium, tidak diiringi konsep toko yang sesuai (ruang tunggu tidak nyaman, kursi lobang2, digabung ama jualan pecel lele atau belut goreng begitu). Dst. Ada banyak kekurangan jika mau digali lebih jauh, tapi nanti jadi masukan gratis buat mereka hehe.... Tulisan diatas sekedar studi kasus, bukan promosi. Tujuannya mendapatkan pelajaran dari sebuah bisnis yang telah berjalan baik. Disitu sebetulnya bisa dilihat bahwa peluangnya masih terbuka lebar karena bahkan pemain no 2 pun belum muncul. Bandingkan dengan Coca cola yg didampingi Pepsi. Toyota dengan Honda. Apple dengan Samsung. Dst. Meskipun demikian yang ingin saya sampaikan adalah inspirasinya yakni, bagaimana bisnis sederhana (membuat martabak manis tidak susah kan? tidak butuh teknologi canggih), tapi bisa tumbuh besar asalkan memiliki konsep yang bagus (inovatif). Dan lewat tulisan ini saya ingin menunjukkan bahwa masih banyak celah dimana pelaku UKM bisa masuk dengan longgar di bisnis martabak manis ini. Masih banyak yg ingin saya bahas, tapi ini sudah terlalu panjang utk sebuah posting. Semoga bermanfaat. Sumber gambar: http://yogamimba.blogspot.com/2011/04/terang-bulan-holland.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun