Bacaan Alkitab:
Mazmur 84:1-13
Secara umum, rumah menjadi sebuah tempat yang 'magis' bagi pribadi yang tinggal didalamnya. Dibangunan itu kita merasa tenang, merasa aman, merasa diterima. Saat bepergian jauh yang diinginkan adalah pulang ke rumah. Saat tantangan berat di pekerjaan, yang diinginkan adalah pulang ke rumah. Mazmur 84 berkisah tentang bagaimana rumah Tuhan sangat dirindukan oleh pemazmur.
Dikatakan berbahagilah mereka yang kekuatannya ada didalam Tuhan. Dikatakan pula bahwa mereka yang berjalan untuk menjumpai Tuhan akan semakin hari semakin kuat. Tuhan yang menerangi kehidupan mereka dan menjadi perisai yang melindungi kehidupan mereka. Tuhan memberikan kasih dan kemuliaan, tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup benar dihadapan Tuhan. Pasal ini ditutup dengan frase berbahagialah manusia yang percaya kepadamu!
Dimana bait Allah yang menjadi tempat perteduhan jiwa kita? Di gereja? Apakah setiap hari bahkan setiap saat di gereja?
Tubuhmu adalah bait Allah. Ada Roh Kudus dalam hidupmu yang menjadi perteduhan jiwa kita. Bukan soal tempat tetapi bagaimana kita menghargai kehadiran Tuhan dalam hidup kita, bagaimana kita berusaha untuk bertemu Tuhan dalam hidup kita setiap saat.
Untuk membuat sebuah rumah menjadi tempat yang nyaman maka harus dirawat (dibersihkan, diperbaiki jika rusak), harus berisi orang orang yang saling mengasihi (bukan bangunan nya tetapi relasi yang ada didalamnya). Serupa dengan itu, apa yang harus kita lakukan agar bait Allah dalam hidup kita terus menjadi tempat perteduhan?
- kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah:
berusahalah hidup hanya mengandalkan Tuhan dan selalu rindu mencari Tuhan. - hendak menghadap Allah di Sion:
berupaya aktif mencari Tuhan. - hidup tidak bercela:
berarti bahwa kita secara aktif berusaha agar hidup kita sepadan dengan Firman Tuhan. Bagaimana bisa sepadan dengan Firman Tuhan? Rajin mengisi hidup dengan Firman Tuhan dan memeriksa hidup apakah ada yang menyimpang dari Firman Nya. - berbahagialah manusia yang percaya kepada-Mu!:
Percaya penuh pada Firman Tuhan yang telah dibaca, direnungkan, dan dilakukan. Ibarat sebuah pelampung yang bisa membuat kita tidak tenggelam di air, bayangkan betapa konyol dan melelahkan jika kita sudah pakai pelampung tetapi tetap bergerak sedemikian rupa supaya tidak tenggelam, padahal cukup diam dan mengandalkan pelampung itu saja kita tidak akan tenggelam.
=p.adi=
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI