AB (44), seorang dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) ditangkap polisi di Tangerang, Jumat (27/9/2019).AB diduga terlibat merencanakan kerusuhan di tengah demonstrasi.
Sebanyak 29 bom ikan berdaya ledak tinggi yang dibuat dan disimpan di rumahnya di Bogor siap diledakan tanggal 28 September 2019. AB adalah penyandang dana dan perekrut.
Satu petinggi BUMN yang berada di Kota Cilegon, diduga termasuk dalam empat orang yang ditangkap Densus 88 Anti Teror terkait jaringan terorisme pada Rabu (13/11/2019).
Pihak kepolisian belum membuka identitas dan perusahaan BUMN yang dimaksud tersebut. Kekinian, empat terduga teroris berhasil ditangkap di Banten berinisial DA (28), QK (54), AP (45) dan MA (45).
Catatan dari Persepsi Intelijen
Dari fakta-fakta tersebut diatas yang menjadi fokus persepsi intelijen, teroris yang beroperasi adalah sel ISIS. Di Indonesia tergabung dalam JAD (Jamaah Ansharut Daulah) binaan Amman Abdurahman yang sudah dijatuhi hukuman mati.
Tertangkapnya dosen dalam aksi teror menunjukkan pengaruh ideologi teror sudah lebih jauh menyentuh lembaga pendidikan.
Sel teroris Inggris memilih area publik terkenal dan target sebagai korban adalah masyarakat umum, serangan di London Bridge adalah contoh jelas. Tidak terjadi penangkapan anggota teroris ISIS secara spesifik.
Sementara di Indonesia target serangan tetap polisi seperti beberapa kasus sebelumnya dan pejabat pemerintah, target publik bukan fokus.
 Terjadinya penangkapan sebelum bom di Medan dan setelahnya, menunjukkan sel-sel ISIS di Indonesia tetap aktif. Ada bukti mereka yang pernah ke Timur Tengah (Suriah) mulai terlibat.
Level serangan bukan tingkat tinggi dengan dana yang besar, kemungkinan besar setelah Bahrum Naim tewas aliran dana terputus.