Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Reuni 212 Punya Daya Kejut, Umat Islam Dukung Prabowo?

3 Desember 2018   13:41 Diperbarui: 3 Desember 2018   18:09 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta aksi reuni 212 memadati kawasan Monas dan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Minggu (2/12/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.(Antara Foto/Sigid Kurniawan)

Terlepas dengan pro kontra Reuni 212 agenda politik atau bukan, acara yang dikemas itu menurut penulis mempunyai daya kejut sendiri. Dua tahun yang lalu saat Pilkada DKI Jakarta, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) mampu mengumpulkan sekian juta umat muslim dalam format gerakan massa 212. 

Ahok, jadi musuh muslim karena beda agama dan nginjak detonator Al-Maidah. Maka terciptalah solidaritas Islam saat itu. Ahok yang digdaya, akhirnya tumbang.

Pada Minggu (1/12) pagi, panitia yang sama kembali mengumpulkan jutaan muslim (hitungan panitia) di Monas dengan bungkusan reuni dan sukses besar. 

Pada acara tersebut hadir calon presiden (capres) 02 Prabowo (08) didampingi Pak Amien Rais, Zulkifli Hasan dan tokoh-tokoh pendukung 08 dari partai politik.

08 melebur dengan tokoh-tokoh 212 dan memakai topi putih bertulisan kalimat tauhid memberikan pidato sedikit sebagai calon presiden, nyebutnya begitu. 

Massa demikian semangat mendengar sambutan habaib, terlebih ada rekaman pidato Habib Rizieq Shihab (HRS), ikon 212 yang masih di Saudi dengan pesan 2019 ganti presiden dan lainnya yang menyerang petahana. 

Lengkaplah sudah, konsep perencana yang ingin menunjukkan dan memengaruhi umat muslim Indonesia bahwa 08 didukung jutaan kaum agama Islam.

Analisis Intel-Politik

Perencananya itu ahli, ini bukan panggung politik, 08 tidak melanggar ketentuan. Jadi, Reuni 212 adalah sebuah ukhuwah islamiyah yang berarti persaudaraan Islam.

Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.

Dari sisi intelijen, kegiatan tersebut adalah upaya conditioning (penggalangan). Mengondisikan umat Islam untuk bersilaturahmi dalam jumlah besar, di tempat khusus dengan tujuan gerakan moral serta pernak-pernik pemahaman ukhuwah. 

Diharapkan akan tercipta kembali solidaritas serta rasa kebangkitan Islam. Itu pesan yang ditancapkan kepada hati yang hadir.

Akhirnya, dengan upaya keras panitia dalam mengomunikasikan,

Dukungan logistik yang pasti dan jelas, terciptalah semangat sekian juta orang yang datang dengan berbagai alasan. 

Dimana inti penggalangannya? Saat massa terkumpul, mereka mudah disatukan dengan tujuan panitia. 

Prabowo pidato, HRS pidato tanpa sosok (streaming), ya massa diarahkan dukung 08. Tanpa sekolah politik, tiap orang juga tahu itu gerakan politik.

Kalau dulu dalam Pilkada DKI, Ahok dituduh menista Islam, tim sukses (timses) 08 kini nampaknya sulit menjatuhkan citra Pak Jokowi seperti Ahok. 

Jokowi agamanya sama, dosa dunianya susah dicari, dan oleh rakyat kerjanya dinilai bagus. Jadi, timsesnya berusaha merebut dukungan konstituen Indonesia yang mayoritas muslim dengan bukti sukses mengumpulkan muslim di Jakarta dan sekitarnya, serta dari kota-kota yang sudah digarap.

Kegiatan ini adalah sebuah usaha cerdik untuk menang. Apakah dengan demikian 08 dapat dukungan umat Islam se-Indonesia?

Belum tentu, karena dalam politik, tiap muslim juga punya jalurnya sendiri-sendiri. Di kelompok Parpol 08, ada parpol Islamnya; PKS dan PAN. Sementara di kubu Jokowi ada PKB, PPP, pengikut Kiai Ma'ruf Amin, NU, belum lagi parpol nasionalis yang kader dan simpatisannya juga mayoritas Muslim.

Dalam rangkaian acara tersebut, Ketua Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khathath mengajak yang hadir berdiri untuk mengucap sumpah Reuni 212 ke Habib Rizieq agar Syariat Allah berdaulat di Indonesia.

Kesimpulan

Pilpres 17 April 2019 masih 4 bulan lagi, dinamika politik masih bergerak. Prabowo sebaiknya jangan tersenyum dahulu. Kumpulan massa di Monas itu sangat kecil dibandingkan konstituen yang sekitar 185 juta dan belum tentu mayoritas yang hadir itu akan mencoblos pasangan capres 02.

Tapi, Pray akui timsesnya cukup cerdik memanfaatkan momentum, paling tidak punya efek pengaruh kepada swing voters dan pemilih baru. 

Sumpah kepada HRS itu semacam baiat, belum tentu laku juga. Terlalu awal dan belum diteliti motivasi mereka yang hadir. Tidak semua umat Islam di Indonesia suka kepada HRS dan ide khilafah.

Di lain sisi, Tim Kampanye Nasional (TKN) petahana harus waspada menganalisis gerakan 212 atau apalah namanya selanjutnya, yang terbukti mampu melakukan penggalangan dengan tabir Reuni 212. 

Petahana adalah pihak yang diserang, pergunakan rumus militer. Pasukan yang bertahan harus tiga kali lebih kuat dan mampu dibandingkan lawan, jadi jangan sama dengan lawan.

Hati-hati lawan politik sudah satu langkah di depan. Pasti TKN kini terkejut melihat kesuksesan Reuni 212. 

Dalam istilah golf jangan sekali-kali "Lengbet", kalau meleng disabet. Jangan sepelekan kelompok yang mengusung simbol lafaz tauhid. 

Oleh: Marsda Pur Prayitno Ramelan (Pengamat Intelijen)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun