Mohon tunggu...
ono Prayetno
ono Prayetno Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai semua Ciptaan Tuhan tanpa membeda bedakan

Bekerja sebagai Pramuwisata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dampak Tiket Mahal Dan Bagasi Berbayar bagi Pariwisata Danau Toba

13 Februari 2019   22:48 Diperbarui: 13 Februari 2019   23:21 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bulan Januari 2019 sudah berlalu dan februari pun sudah setengahnya terlewati. Tapi sektor pariwisata Sumut belum juga bergerak menunjukkan gelagat akan menaik, jangankan menaik mendatarpun tidak.

berbagai faktor penyebab stagnannya sektor pariwisata sumut diantaranya, seperti kecelakaan KM Sinar Bangun yang masih membekaskan trauma bagi banyak masyarakat dan bencana alam yang melanda negeri secara bertubi tubi ditambah lagi tingginya harga tiket pesawat untuk jalur domestik cukup membuat pariwisata sumut babak belur.

Padahal sarana dan prasarana atau amenitas ke daerah tujuan wisata sudah mulai dibenahi katakanlah mulai dari pembangunan infrastruktur berupa Jalan tol dan bandara juga fasilitas umum lainnya yang kesemuanya bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang akan berkunjung ke danau toba dan sekitarnya.

Selain infrastruktur darat angkutan air di danau toba pun terus dibenahi dengan telah ditambahkannya armada kapal penyebrangan tujuan Pelabuhan Ajibata.

Tapi akibat kebijakan harga tiket mahal dan bagasi berbayar yang boleh dibilang tidak masuk akal membuat kemajuan Pariwisata Danau Toba menjadi tertunda untuk sementara.

Akibatnya banyak sektor sektor pendukung pariwisata jadi terganggu jalannya, atau tegasnya mengalami penurunan omzet.
Industri kreatif menjadi salah satu yang paling merasakan langsung akibat dari lesunya kunjungan wisatawan ke daerah ini.

Karena produk industri kreatif ini banyak mengisi tempat tempat pusat penjualan souvenir, begitu juga dengan industri makanan yang menjadi oleh oleh khas kota medan seperti bika Ambon, bolu gulung  beserta industri makanan olahan lainnya yang bila musim turis tiba biasanya habis ludes diborong oleh para wisatawan domestik.

Karena sudah menjadi kebiasaan wisatawan domestik bila berkunjung ke medan pasti membeli oleh-oleh khas Medan seperti bika Ambon, bolu gulung dll yang kadang untuk mengangkutnya saja diperlukan tambahan luggage van atau mobil box barang.

Tapi dengan adanya kebijakan bagasi berbayar sudah pasti para wisatawan akan berpikir ulang untuk membeli oleh-oleh dikarenakan oleh biaya bagasi yang super mahal, bisa bisa biaya bagasi jadi jauh lebih mahal ketimbang oleh-olehnya itu sendiri.

Kiranya sudah waktunya para pengambil kebijakan atau pihak yang berkompeten untuk duduk bersama guna mengambil solusi terbaik untuk kemajuan pariwisata Indonesia sesuai dengan yang telah diprogramkan.

Karena bila situasi ini terus dibiarkan berlarut-larut tentu akan berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi daerah ini secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun