Desa Kenongo, 2 Maret 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan A Kelompok 1 dengan inisiatif yang kreatif dan progresif telah menerapkan budidaya maggot sebagai solusi untuk mengurangi sampah organik dan menghemat anggaran pangan ternak di Desa Kenongo.
Maggot, larva dari serangga terbang seperti lalat, terbukti menjadi pilihan yang efektif dalam memproses sampah organik menjadi sumber nutrisi yang bernilai tinggi bagi ternak. Mahasiswa KKN A Kel-1, yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), memandang potensi besar dari budidaya maggot sebagai upaya untuk meminimalisir dampak sampah organik yang biasanya dibuang begitu saja dan sangat bagus untuk pangan ternak lele di desa kenongo
Dalam proyek tersebut, mahasiswa KKN bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk membangun siklus hidup maggot dimana anggota KKN A Kel-1 membangun tempat siklus hidup maggot dan warga mengumpulkan sampah organik di daerah kenongo. Mereka mengumpulkan sampah-sampah organik dari rumah tangga dan usaha peternakan di desa untuk kemudian dimasukkan ke dalam wadah khusus tinggal maggot yang nanti dimakan oleh maggot.
Hasil dari budidaya maggot ini akan digunakan sebagai pakan ternak, mengurangi ketergantungan pada pakan komersial yang seringkali mahal dan sulit dijangkau oleh peternak di daerah tersebut. Dengan demikian, tidak hanya terjadi pengurangan sampah organik, tetapi juga tercipta kesempatan untuk menghemat anggaran pangan ternak bagi masyarakat peternak di Desa Kenongo.
"Kami sangat bersemangat dengan respons positif dari masyarakat terhadap inisiatif kami. Mereka melihat manfaat langsung dari pengelolaan sampah organik ini dan bersedia terlibat aktif dalam prosesnya," ujar Ketua Kelompok KKN A, Adhitya Prayitno.
Apalagi dengan kandungan yang kaya akan Protein membuat maggot ini sangat cocok menjadi bahan ternak ibarat kata melempar satu batu 2 burung jatuh.Dengan satu proker yang disediakan oleh KKN A Kel-1 sangat menghemat dana,waktu dan apabila terus dikembangkan bisa jadi juga menjadi sumber pemasukan dengan cara mengola maggot menjadi produk pangan yang dijual belikan diluar yang otomatis bisa meningkat sumber penghasilan desa Kenongo.
Proyek ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi lingkungan dan masyarakat Desa Kenongo, tetapi juga menjadi contoh nyata bagi daerah-daerah lain dalam upaya pengelolaan sampah organik dan penghematan anggaran pangan ternak. Diharapkan, keberhasilan proyek ini dapat menginspirasi komunitas lain untuk melakukan hal serupa demi terwujudnya lingkungan yang lebih bersih dan sehat serta pengelolaan pangan ternak yang lebih berkelanjutan.