Mohon tunggu...
Eko Prasetyo
Eko Prasetyo Mohon Tunggu...

Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jalan-jalan ke Kampung Ilmu Surabaya

12 Februari 2012   13:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:45 9943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_160695" align="alignleft" width="300" caption="foto: irsannewwaver.blogspot.com)"][/caption] Surabaya tidak hanya terkenal dengan wisata kulinernya yang khas seperti rujak cingur, lontong kupang, dan tahu campur. Di bidang pendidikan, Kota Pahlawan ini juga memiliki wisata khusus. Yakni, Kampung Ilmu. Lokasinya berada di kawasan Jalan Semarang, tak jauh dari Stasiun KA Pasar Turi. Kampung Ilmu didirikan oleh peguyuban pedagang kaki lima (PKL) yang menjual buku-buku bekas pada 2008. Pada saat itu Pemkot Surabaya memang gencar-gencarnya menggusur PKL di beberapa lokasi. Termasuk para pedagang buku bekas di Jalan Semarang. Kawasan tersebut dulu memang dikenal sebagai sentra penjualan buku-buku lawas. Tak heran, tempat itu menjadi jujukan banyak mahasiswa dan warga yang ingin berburu buku bekas yang harganya ramah kantong. [caption id="attachment_160696" align="alignright" width="300" caption="(foto: detik.com)"]

1329052065324563180
1329052065324563180
[/caption] Mengapa dinamakan Kampung Ilmu? Alasannya, kawasan tersebut hanya khusus menjual buku-buku, mulai buku umum, buku pelajaran, majalah bekas, hingga komik. Buku adalah guru yang setia setiap saat dalam memberikan ilmu dan pengetahuan. Karena itulah, kawasan itu dinamakan Kampung Ilmu, kampung penuh ilmu, penuh buku. Sebenarnya, tidak hanya buku bekas, ada beberapa stan yang juga menjual buku yang tergolong keluaran baru. Baru setahun dua tahun, hehehe. Minggu pagi yang cerah itu, saya berniat untuk belanja buku di sana. Saya berangkat sekitar pukul setengah sembilan pagi dari Sidoarjo. Kurang lebih 40 menit perjalanan hingga sampai di lokasi di Jalan Semarang, Surabaya. Area parkir di Kampung Ilmu tidak bisa dikatakan luas. Kampung Ilmu sendiri memiliki luas sekitar 6.000 meter persegi yang dibangun di atas lahan tidur milik dinas pekerjaan umum (PU). Di Kampung Ilmu, terdapat joglo yang biasanya digunakan pengunjung untuk sekadar bersantai, duduk-duduk, atau sekadar mengudap jajanan yang dijual di kantin kecil Kampung Ilmu. Stan-stan buku menyebar di sekeliling Kampung Ilmu, mulai stan kecil maupun yang agak besar. Koleksi buku-buku, majalah, dan komik jadul di sana bisa dikatakan menggiurkan, terutama bagi para pencinta buku. Lebih khusus lagi, buku-buku lawas yang sudah sulit ditemui di toko-toko buku atau yang tidak dicetak ulang lagi. [caption id="attachment_160697" align="alignleft" width="300" caption="(foto: detik.com)"]
1329052114180346896
1329052114180346896
[/caption] Jika beruntung, Anda bisa menjumpai buku Di Bawah Bendera Revolusi karya Bung Karno yang legendaris itu. Tidak hanya buku-buku lokal, banyak pula buku-buku asing terbitan luar negeri. Misalnya, The Beatles: A Hard Days Night yang mengupas kesuksesan di balik penjualan album A Hard Days Night milik band kondang asal Liverpool, Inggris, yang dimotori John Lennon, Paul Mc Cartney, George Harisson, dan Ringo Star tersebut. Saya sendiri berniat membeli buku-buku tentang kebahasaan. Selain untuk koleksi pribadi di perpustakaan di rumah, buku-buku tema itu masih berkaitan dengan pekerjaan saya. Klop. Alhamdulillah, dengan Rp 45 ribu saya sudah bisa membawa banyak buku tentang kebahasaan. Edisinya jadul banget, beberapa bahkan langka. Di antaranya, buku Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara karya Prof Dr Slamet Mulyana terbitan Balai Pustaka cetakan kedua 1975. Harganya cuma Rp 10 ribu! Saya juga membeli buku berjudul Sinonim karya Drs Soedjito (di situ tertulis dosen IKIP Malang) terbitan Sinar Baru Bandung cetakan pertama 1989. Cuma Rp 5 ribu! Saya juga sangat girang saat "bereuni" dengan salah satu dosen saya di IKIP Surabaya (Unesa), yakni Pak Gatot Susilo Sumowijoyo. Bukan reuni dengan beliau (karena sudah almarhum), melainkan dengan bukunya yang berjudul Pos Jaga Bahasa Indonesia. Pak Gatot adalah dosen sintaksis terbaik di IKIP Surabaya. Beliau mashyur di kalangan mahasiswa karena terkenal sangat disiplin dalam menerapkan ilmu sintaksis. Buku Pos Jaga Bahasa Indonesia kali pertama terbit pada 2000 oleh Unpress Unesa. Ini salah satu buku wajib bagi mahasiswa -juga dosen- jurusan bahasa dan sastra Indonesia. Saya berhasil mendapatkannya dengan harga yang cekli: Rp 7.500. Saya juga memborong delapan komik sejarah seri perang dunia kedua teritan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Seri ini diterbitkan kali pertama pada 2008. Harga resminya di toko buku saat itu Rp 30 ribu. Di Kampung Ilmu, saya membawa pulang komik-komik sejarah tersebut setelah menawar Rp 7.500 per buku. Mantaaaffff... Puas keliling-keliling stan buku bekas di Kampung Ilmu, saya beristirahat di joglo. Membeli secangkir kopi dengan membuang pandangan ke arah kolam ikan mas dan lele di sebelah barat joglo. Cuaca yang tak terlalu terik menambah nyaman suasana di Kampung Ilmu. Sembari menyeruput wedang kopi, membaca sebagian buku-buku yang baru saya beli. Tak jauh dari tempat saya duduk, terlihat seorang bapak bersama dua anaknya yang sibuk membaca buku. Mata dua bocah lekaki itu berbinar, terkadang diselingi senyum kecil. Melihat mereka larut dalam bacaannya, sungguh hati saya sangat gembira. Saya membayangkan betapa hebatnya jika budaya baca itu sudah tertanam sejak kecil. Sesuatu yang masih belum berurat akar di Indonesia. Anda suka baca? Jika berkunjung ke Surabaya, tak ada salahnya mampir ke Kampung Ilmu di Jalan Semarang. Dijamin dahaga akan buku-buku bekas berkualitas akan terpuaskan. Silakan buktikan. Sby, 12 Feb 2012

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun