Ibarat sirine atau alarm yang selalu mengingatkan akan bahaya, itulah rasa takut. Misalnya ada sirine detektor asap atau api, untuk menghindari bahaya kebakaran. Ketika sirine itu berbunyi, maka akan menjadi siaga untuk melakukan sesuatu dalam mengatasi kebakaran. Begitu juga dengan adanya rasa takut, menjadi siaga untuk menghadapi bahaya atau sesuatu yang merugikan hidup kita. Namun kadangkala dengan diberikan karunia rasa takut bisa berubah menjadi keburukan ketika salah dalam menerapkannya. Rasa takut seringkali menghentikan langkah untuk melakukan usaha dalam mencapai keberhasilan. Rasa takut yang berfungsi mendukung, justru berubah menjadi penghambat.
Rasa takut akan reda dengan sendirinya. Rasa takut itu manusiawi, akan muncul kapan saja dan manusia tidak bisa menghindar darinya. Yang bisa dilakukan hanyalah dengan berdamai saja, dengan cara mengenali kehadirannya. Setelah itu dihadapi langsung pokok permasalahannya. Kalau kamu takut, janganlah sekali-sekali berani. Kalau kamu berani, jangan sekali-sekali takut. Jika iya katakana iya, jika tidak katakana tidak. Apabila hendak melakukan sesuatu hal, pasti akan diingatkan akan pilihan, apakah berani atau tidak.
Kalau berani jangan sekali-sekali timbul perasaan takut. Tetapi kalau takut, janganlah memaksakan diri untuk berani. Maksudnya agar dalam menjalani kehidupan ini kita tidak ragu-ragu karena keraguan merupakan pembunuh keberhasilan. Bukan berarti mengajari untuk menjadi seorang pengecut. Kalau memang setelah dilakukan analisis hasilnya membahayakan, ya jangan dilakukan. Kalau sudah oke tentunya juga tetap menggunakan perhitungan dan harus percaya diri untuk tidak maju mundur lagi. Dalam menghadapi masalah ada dua pilihan. Kalau takut, ya secepatnya menyelamatkan diri. Tetapi kalau memang berani, gunakan otak, jangan tunjukkan kekuatan.
Sikap ksatria merupakan kunci sebuah keberhasilan, untuk itu dibutuhkan sebuah motivasi agar dapat belajar memaknai hidup agar hidup makin berwarna.Makna dari ungkapan itu bahwa sebagai manusia harus mempunyai sifat ksatria, kalau kita berani ya harus berani meskipun di depan ada aral rintangan yang harus dihadapi apaun resikonya akan dihadapi. Begitu sebaliknya kalau kita takut jangan sesekali mencoba melakukannya. Hidup memang penuh dengan resiko, untuk itu jangan setengah-setengah dalam melangkah. Karena tindakan yang stengah-setengah hasilnyapun pasti juga setengah-setengah.
Semoga dengan sedikit gambaran ini bisa membuat diri kita semakin mantap dalam mengambil langkah atau keputusan dalam menjalani kehidupan ini. Untuk diri penulis sendiri agar tidak pernah takut menghadapi apapun bila memang berada di pihak yang benar, jujur dan bersih. Wong jujur iku luhur. Semoga tidak berhenti melakukan kejujuran!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI